Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengubah Limbah Ternak di Sungai Citarum Menjadi Bernilai

Kompas.com - 04/06/2021, 09:00 WIB
Putra Prima Perdana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Pupuk Kujang Cikampek akan ikut berkontribusi menanggulangi limbah kotoran ternak yang dinilai ikut mencemari Sungai Citarum di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Seperti diketahui, pemerintah pusat dan pemerintah daerah saat ini mengadakan program Citarum Harum untuk membersihkan Sungai Citarum yang termasuk salah satu sungai paling tercemar di dunia.

Bersama Pemerintah Kabupaten Bandung, PT Pupuk Kujang merancang sebuah program untuk menanggulangi dan menyerap limbah kotoran ternak yang kerap mencemari Sungai Citarum.

Baca juga: Program WASH Diluncurkan Demi Normalisasi Sungai Citarum

Rencananya, sejumlah peternak sapi di Bandung Selatan akan dibimbing untuk menanggulangi dan memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi bahan baku pupuk organik, sehingga kotoran sapi memiliki nilai tambah.

“Kotoran sapi dari peternak rencananya akan kita serap sebagai bahan baku pupuk organik, sehingga tidak lagi mencemari sungai, namun bisa bernilai tambah,” kata Dirut Pupuk Kujang Maryadi dalam keterangan tertulis, Kamis (3/5/2021).

Baca juga: Pembuangan Limbah Pabrik di Jalanan Cianjur Berpotensi Mencemari DAS Citarum

Sebagai bentuk dukungan, rencananya Pupuk Kujang melalui program Kujang Citarum Harum bakal memberikan bantuan berupa alat pencacah pupuk organik (APPO) kepada sejumlah peternak sapi di Bandung Selatan.

Alat tersebut diharapkan memudahkan peternak mengolah kotoran hewan.

“Program ini jadi salah satu upaya perusahaan berkontribusi di bidang penyelamatan lingkungan. Mudah-mudahan program ini bisa menanggulangi limbah kotoran ternak di sungai dan membuat sungai lebih sehat, dan tidak ada energi yang terbuang percuma,” ujar Maryadi.

Baca juga: Laporan Terkini Progres Citarum Harum, seperti Apa Kondisinya?

Selain menyerap kotoran sapi dari peternak, Pupuk Kujang juga akan memberikan bimbingan teknis kepada peternak untuk menanam jagung.

Tujuannya, supaya peternak tidak kesulitan menyediakan pakan sapi mereka.

“Dengan pendampingan itu, diharapkan peternak bisa memenuhi kebutuhan pangan sapi mereka, karena jagung silase dikenal baik sebagai pakan sapi,” ujar Maryadi.

Maryadi menuturkan, Pupuk Kujang sebagai produsen pupuk memiliki posisi strategis tidak hanya menyokong sektor pertanian, tapi bisa juga menghidupi industri pengolahan, bahkan sektor peternakan.

“Melalui program ini, kita usahakan membuat pupuk sambil menyelamatkan lingkungan,” kata dia.

PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Pupuk Indonesia Pangan juga melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam program Sistem Bertani dengan Agrosolution (SIBEDAS).

Nantinya, Pupuk Kujang akan memberikan pendampingan dari hulu ke hilir secara menyeluruh kepada petani Kabupaten Bandung, termasuk soal kesediaan pupuk yang berkualitas, juga pendampingan dari agronom-agronom handal Pupuk Kujang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com