TAKALAR, KOMPAS.com - Sempat terpuruk akibat ganasnya pandemi Covid-19, sejumlah anak muda di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sukses mendulang rupiah dengan bercocok tanam sayuran secara hidroponik.
Selain mampu meraup keuntungan, para petani milenial ini juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Belajar secara otodidak dengan memanfaatkan layanan internet, generasi milenial yang masih berstatus mahasiswa di Dusun Timporongang, Desa Lengkese, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar berhasil menciptakan usaha bercocok tanam sayuran selada dengan cara hidroponik.
"Usaha ini kami mulai pada Februari 2020 lalu dimana saat itu pandemi Covid-19 lagi ganas-ganasnya yang membuat kami tidak bisa apa apa kecuali hanya kuliah secara daring dan dari sini lah muncul ide teman-teman untuk mencoba bertanam selada secara hidroponik yang kami pelajari secara otodidak dan melalui internet," kata salah satu anak muda, Ahmad Munawar (23) kepada Kompas.com.
Baca juga: Kisruh Kampung Miliarder di Takalar, Warga Ditangkap hingga Ganti Rugi Dianggap Tak Adil
Tujuh orang mahasiswa ini pun patungan dan berhasil mengumpulkan Rp 20 juta sebagai modal awal untuk membangun sarana kebun hidroponik.
Kini usaha mereka terus berkembang dan telah memiliki ruang pembibitan seluas 18 x 32 meter dan ruang bercocok tanam seluas 6 × 10 meter.
Setiap kali panen, mereka mampu mendapatkan keuntungan bersih Rp 3 juta.
Hasil panen selada ini kemudian mereka kemas dalam plastik dan dijual Rp 13 ribu per kilogram. Pembelinya berasal dari Kota Makassar dan sejumlah wilayah lainnya di Sulawesi Selatan.
"Sejak masa pembibitan hingga panen membutuhkan waktu 40 hari dan setiap panen keuntungan bersih kurang lebih Rp 3 juta," kata Ahmad Munawar.
Selain sukses mendulang rupiah, generasi milenial juga berhasil menciptakan lapangan perkerjaan bagi warga sekitar.
Baca juga: Terima Total Rp 476 M, Warga Kampung di Takalar Kaya Mendadak, BPN: Ratusan Miliar Lagi Berikutnya
Pasalnya, selain usaha bercocok tanam selada, mereka juga beternak ikan nila dengan memanfaatkan 6 buah kolam masing masing berdiameter 1 meter.
"Alhamdulillah kami ada tujuh orang bekerja di sini dan mampu mendapat penghasilan untuk menutupi kebutuhan keluarga dan kami dapat Rp 3 juta setiap kali panen," kata Rendy (38) salah seorang warga.
Meski demikian, anak-anak muda ini tetap berharap uluran tangan pemerintah setempat untuk memberikan dorongan dan bimbingan agar usaha mereka dapat terus berkembang dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang semakin luas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.