Ia juga tak mau berspekulasi mengenai waktu kematian yang terjadi setalah mengikuti vaksinasi Covid-19.
Sebab, kata dr. Kunthi, pihaknya sendiri belum menerima laporan mengenai jadwal vaksinasi yang dilakukan korban.
"Saya juga tidak tahu pasti apakah betul beliau habis divaksin, tapi kami melakukan pemeriksaan luar atas permintaan polisi, jadi dari polisi yang sudah investigasi disana mengatakan cukup, maka jenazahnya bisa diserahkan ke keluarga maka kami mengikuti sesuai permintaan polisi, bahwa jenazah bisa diserahakan," kata dia.
Baca juga: Cerita Mia, Bandar Arisan yang Tilap Rp 1 Miliar, Gunakan Uang untuk Bangun Rumah Megah
Sementara itu, Hadi (39) yang merupakan sepupu korban mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Malanua. Pihak keluarga sepakat untuk menolak otopsi dengan alasan agar jenazah bisa segera disemayamkan.
"Agar cepat selesai, di keluarga sana (Banyuwangi) juga ingin cepat, kita ikhlaskan saja, agar jenazah tenang dan kita bawa pulang," kata Hadi di RSUP Sanglah.
Hadi membenarkan bahwa Malanua memang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Namun ia tak mau berspekulasi lebih jauh perihal penyebeb kematian Malanua.
Pihak keluarga, lanjut dia, sudah mengantongi surat perjalan untuk membawa Malanua ke Banyuwangi.
"Surat perjalanan dari polisi sudah ada, intinya sudah selesai," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.