Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Bali yang Meninggal Setelah Disuntik Vaksin AstraZeneca Tak Diotopsi, Penyebab Kematian Belum Diketahui

Kompas.com - 24/05/2021, 17:46 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Jenazah Abdullah Malanua (43), pria yang meninggal dunia dua hari setelah disuntik vaksin AstraZeneca itu tidak diotopsi.

Abdullah Malanua sebelumnya ditemukan meninggal di kamar indekosnya, Jalan Sebatik, Dusun Batu Bintang, Dauh Puri Kelod, Kota Denpasar, Bali pada Senin (24/5/2021).

Jenazah langsung dibawa ke Banyuwangi yang merupakan tempat tinggal sang istri.

Baca juga: Keroyok Seorang Pria, 9 Anggota Ormas Baru Tahu yang Dipukuli Ternyata Polisi

Penyebab kematian belum bisa ditentukan

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr. Kunthi Yulianti mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan luar, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Usai dilakukan pemeriksaan, jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

"Polisi sudah melakukan investigasi dan berkoordinasi dengan kami (Tim Forensik RSUP Sanglah) untuk menentukan cara kematian, itu memerlukan pemeriksaan dokter forensik, saksi, hingga pemeriksaan TKP. Jadi dari polisi sendiri sudah menyerahkan jenazah ke keluarga, jadi dari polisi sudah selesai," kata dr. Kunthi saat ditemui di RSUP Sanglah Denpasar, Senin (24/5/2021).

Menurut dr. Kunthi, penyebab kematian korban hanya dapat diketahui dari proses otopsi pada korban.

Namun, karena pertimbangan dari keluarga hingga investigasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian dirasa cukup dan otopsi tak dilakukan.

"Jadi kalo dari pemeriksan luar, saya tetap mengatakan penyebab kematian tidak dapat ditentukan," tuturnya.

Baca juga: Dua Hari Setelah Disuntik Vaksin AstraZeneca, Pria di Bali Ditemukan Meninggal Dunia, Sempat Sakit Vertigo

Ia juga tak mau berspekulasi mengenai waktu kematian yang terjadi setalah mengikuti vaksinasi Covid-19.

Sebab, kata dr. Kunthi, pihaknya sendiri belum menerima laporan mengenai jadwal vaksinasi yang dilakukan korban.

"Saya juga tidak tahu pasti apakah betul beliau habis divaksin, tapi kami melakukan pemeriksaan luar atas permintaan polisi, jadi dari polisi yang sudah investigasi disana mengatakan cukup, maka jenazahnya bisa diserahkan ke keluarga maka kami mengikuti sesuai permintaan polisi, bahwa jenazah bisa diserahakan," kata dia.

Baca juga: Cerita Mia, Bandar Arisan yang Tilap Rp 1 Miliar, Gunakan Uang untuk Bangun Rumah Megah

Sementara itu, Hadi (39) yang merupakan sepupu korban mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Malanua. Pihak keluarga sepakat untuk menolak otopsi dengan alasan agar jenazah bisa segera disemayamkan.

"Agar cepat selesai, di keluarga sana (Banyuwangi) juga ingin cepat, kita ikhlaskan saja, agar jenazah tenang dan kita bawa pulang," kata Hadi di RSUP Sanglah.

Hadi membenarkan bahwa Malanua memang memiliki riwayat penyakit hipertensi. Namun ia tak mau berspekulasi lebih jauh perihal penyebeb kematian Malanua.

Pihak keluarga, lanjut dia, sudah mengantongi surat perjalan untuk membawa Malanua ke Banyuwangi.

"Surat perjalanan dari polisi sudah ada, intinya sudah selesai," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com