Josef meminta, para pengungsi untuk menyiapkan argumentasi-argumentasi yang lebih meyakinkan, agar dapat diteruskan oleh pemerintah provinsi ke berbagai pihak untuk menemukan jalan keluar yang tepat.
"Kalau teman-teman imigran mau pindah ke tempat yang lebih layak, tolong teman-teman cari argumentasi yang memudahkan teman-teman bisa pindah. Kita akan fasilitasi hal ini," ujar dia.
"Kebetulan saya pernah kunjungi tempat penampungan yang sangat baik di Batam dan Tanggerang bersama Menteri Hukum dan HAM. Begitupun kalau teman-teman pengungsi mau jadi warga negara Indonesia, kita juga bisa bantu fasilitasi hal ini. Kita pasti akan cari jalan keluar terbaiklah," sambung Josef.
Baca juga: Eri Cahyadi Akan Berkantor di 154 Kelurahan di Surabaya Secara Bergiliran, Ada Apa?
Sementara itu, Kubra Hasani mewakili para pengungsi menyampaikan terima kasih kepada Wagub Josef Nae Soi karena bisa mempertemukan para imigran dengan pihak IOM.
"Terima kasih bapa sudah bantu kami ketemu dengan IOM. Karena sudah lama kalau mau ketemu mereka, tidak bisa. Kami lihat IOM kurang transparan dalam mengurus kami,"kata Kubra.
Dengan suara bergetar, wanita yang telah enam tahun menetap di Kupang itu menyampaikan keluhan-keluhan para pengungsim
Di antaranya keinginan untuk pindah ke tempat layak sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Juga permasalahan pendidikan anak-anak pengungsi yang berusia sekolah.
"Sebagai orangtua, saya sedih lihat anak-anak saya karena tidak bisa sekolah seperti anak-anak lokal. Mereka memang sekolah tapi itu hanya formalitas. Mereka tidak bisa ikut ujian dan dapat ijazah karena tidak teregister," kata Kubra.
"Dan hal ini tidak diberitahu oleh IOM secara terbuka. Juga masalah urusan medis atau kesehatan, mereka juga kurang terbuka. Kami hanya mau supaya aturan-aturan tentang imigran dari UNHCR diperhatikan dengan sungguh," kata wanita beranak dua tersebut dengan berderai air mata.