TAKALAR, KOMPAS.com - Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, terluka usai dihantam double stick saat ricuh pembentukan panitia khusus Laporan Pertanggungjawaban Bupati Tahun 2020.
Pihak kepolisian masih memeriksa sejumlah saksi atas kasus tersebut.
"Laporannya telah kami terima dan dalam hal ini ada dua anggota DPRD yang menjadi korban masing-masing Johan Nojeng dan Bakri Sewang dan satu di antaranya yakni Johan Nojeng masih dalam perawatan di rumah sakit," kata Kapolres Takalar AKBP Beny Murjayanto, Selasa (4/5/2021).
Baca juga: Ricuh Saat Rapat, Seorang Anggota DPRD Terluka Dihantam Double Stick
Beny menjelaskan, peristiwa ini terjadi saat rapat di ruang badan musyarah DPRD Takalar dan terjadi perdebatan hingga terjadi insiden yang mengakibatkan dua korban terluka.
"Kejadiannya di gedung DPRD Takalar tepatnya di ruang Badan Musyawah dan ada perdebatan sehingga terjadi insiden menggunakan benda tumpul.
Sementara salah seorang korban, Bakri Sewang yang dikonfirmasi menjelaskan, awalnya dirinya yang dianiya oleh pelaku berinisial NS kemudian beralih ke rekannya, Johan Nojeng.
"Pertamanya saya yang dipukul tapi saat itu dia (NS) belum mengeluarkan double stick nanti beralih ke beliau (Johan Nojeng) baru dia (NS) cabut double sticknya dari pinggangnya" kata Bakri Sewang saat membesuk rekannya di ruang perawatan Rumah Sakit Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar.
Baca juga: Dirut PDAM Takalar Jadi Tersangka Korupsi Proyek AMDK Rp 1,6 Miliar
Diberitakan sebelumnya, kericuhan terjadi saat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Takalar, Sulawesi Selatan, sedang membahas pembentukan panitia khusus (Pansus) Laporan Pertanggungjawaban Bupati Tahun 2020.
Beberapa anggota dewan terlibat adu jotos, bahkan ada salah satu anggota DPRD Takalar yang harus dilarikan ke rumah sakit karena terkena double stick. Insiden itu berlangsung di Ruang Badan Musyawarah DPRD Takalar pada Senin (3/5/2021) sekitar 14.00 Wita.
"Sebelum insiden pemukulan dengan menggunakan double stick, kami sempat beradu argumentasi terkait pembentukan Pansus LKPJ bupati. Kepala saya berdarah dengan tujuh jahitan dan satu jahitan di tangan seblah kiri,” kata anggota DPRD Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), Johan Nojeng, yang jadi korban pemukulan.
Johan mengatakan, rapat penentuan komposisi anggota pansus itu awalnya diwarnai debat alot.
Belakangan debat berubah jadi saling pukul antara anggota dewan. Keributan baru terhenti setelah Johan tersungkur dan terlibat bersimbah darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.