SEMARANG, KOMPAS.com - Pihak kepolisian bakal menilang dan mengandangkan kendaraan travel gelap yang nekat mengangkut para pemudik ke Jawa Tengah (Jateng).
"Seluruh travel gelap akan kita kandangkan. Kita tidak akan keluarkan sampai dengan selesai kegiatan operasi ketupat candi, tidak kita lepaskan," kata Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Rudy Syafirudin Rudy di Mapolda Jateng, Jumat, (30/4/2021).
Baca juga: Pengetatan Pemudik di Jateng, Ganjar: Justru Banyak Warga Keluar daripada yang Datang
Rudy menambahkan, sementara untuk para penumpang travel gelap telah disiapkan kendaraan untuk membawanya kembali ke daerah asal.
"Kalau mobil pribadi kita kembalikan, kalau travel orangnya kita siapkan kendaraan. Kita kembalikan orangnya tapi travel kita tahan. Sudah pasti ada sanksi penilangan dan sanksi lainnya," ujarnya.
Tak hanya travel gelap, pihaknya juga mewaspadai pemudik yang nekat menggunakan transportasi seperti truk atau kontainer.
"Nanti kita lihat operasi di penyekatan, truk kontainer akan kita buka semua pada saat penuh ada labelnya. Kendaraan ada ac pasti ada manusianya. Di kendaraan towing kalau ada knalpot bunyi pasti ada orangnya. Kalau ketahuan kita karantina ramai-ramai," tegasnya.
Baca juga: Ganjar Tegaskan Santri di Jateng Termasuk yang Dilarang Mudik
Selain itu, pihaknya akan menindak kendaraan luar kota yang kedapatan membawa orang dengan kapasitas banyak dan tidak dilengkapi dengan protokol kesehatan (prokes).
"Hari ini kendaraan pelat luar kota yang kita curigai akan kita putar balik. Kalau misal ada satu travel atau bus ada yang terindikasi positif, semua bus saya suruh pulang, saya kembalikan tidak ada yang boleh masuk sama sekali," jelasnya.
Terkait antisipasi pemudik, pihaknya telah menyiapkan 14 titik lokasi penyekatan di perbatasan dengan daerah lain.
Setiap pos penyekatan, kata dia, sudah ada tempat pemberhentian kendaraan untuk pengecekan suhu badan.
"Apabila ada mencurigakan akan kita swab. Ada yang reaktif akan diisolasi. Kita serahkan Dinkes setempat untuk rangkaian tracing berikutnya. Kita akan lakukan isolasi masif terhadap yang betul-betul terindikasi," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.