PALEMBANG, KOMPAS.com - Istri pelaku JT yang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, angkat bicara terkait kasus yang menimpa suaminya tersebut.
Wanita berinisial M yang dihadirkan dalam program acara Talkshow Kompas TV Rosi pada Kamis (22/4/2021) malam mengatakan, selama ini informasi yang tersebar di masyarakat hanya sepihak.
Namun, M juga tidak membenarkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh suaminya itu terhadap perawat CRS.
"Tetapi juga ini suster dipertanyakan, kenapa dia bisa lalai seperti itu menangani pasien. Karena dari awal saja dia (CRS) cabut infus itu sudah asal, sudah kasar," kata M.
Baca juga: Penganiaya Perawat Kembali Dilaporkan ke Polisi untuk Kasus Berbeda
Menurut M, sebelum kejadian itu berlangsung, ia mendapatkan banyak kejanggalan mengenai kinerja perawat CRS.
M mengatakan, saat mencabut infus anaknya, CRS tidak memberikan kapas maupun cairan alkohol untuk menekan tangan anaknya agar tak keluar darah.
Namun, M mengaku hanya diberikan tisu toilet sembari disuruh menekan tangan anaknya agar tak mengeluarkan darah.
"Saat itu saya tidak bisa terucap kata-kata itu (untuk protes), saya hanya menurut tekan pakai tisu. Saya tidak sadar ternyata darah anak saya sudah mengalir banyak, di situ saya mulai panik," ujar M.
Baca juga: Hasil Investigasi, Perawat yang Dianiaya Dinilai Bekerja Sesuai SOP
Melihat darah yang keluar dari tangan anaknya cukup banyak, M sempat menanyakan hal tersebut kepada CRS.
Namun, menurut M, CRS mengutarakan bahwa kejadian itu merupakan hal yang biasa.
Bahkan, CRS tidak melakukan tindakan apapun untuk menghentikan darah yang keluar dari tangan anak M.
"Saya langsung lari keluar minta bantuan ke suster yang lain, karena perawatnya itu (korban) kayak acuh. Dia hanya kasih tisu kamar mandi ya gimana, masak dikasih tisu kamar mandi. Terus dia ke kamar mandi lagi cuma mengelap darahnya itu," kata M.
Ketika meminta pertolongan, M akhirnya bertemu dengan kepala perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya untuk menghentikan darah yang keluar dari tangan anaknya tersebut.
Kepala perawat itu mengambil tindakan dengan memberikan alkohol serta kapas dan plester untuk menghentikan darah anak dari JT.
"Kepala perawat masuk, beres. Darahnya langsung berhenti. Yang minta maaf hanya kepala perawat saja, dia bilang minta maaf atas kelalaian ini dia bilang begitu. Saya menunggu perawat itu (CRS) gimana, apa menanyakan kondisi anak saya, sama sekali enggak datang setelah kejadian itu," ujar M.