TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf mengatakan, pihaknya bersama Polri dan TNI daerah setempat akan menyiapkan 22 titik pos penyekatan menghalau kedatangan pemudik di luar daerah pada 6-17 April 2021.
Ketentuan tersebut sesuai dengan instruksi pemerintah pusat yang melarang aktifitas mudik pada momen Lebaran kedua di masa pandemi corona.
"Ketentuan dari pusat sampai ke daerah, kita ikuti. Jangan ada yang mudik dari luar daerah ke tempat kita. Karena kita juga mengkhawatirkan. Mereka mudik, Covid-19 masih ada. Di kita ada 22 penyekatan. Jadi menghalau mereka yang mudik," jelas Yusuf kepada Kompas.com di Tasikmalaya, Rabu (21/4/2021).
Baca juga: Polda Sumsel Dirikan 39 Pos Pantau 24 Jam untuk Penyekatan Pintu Masuk Pemudik
Yusuf berharap dengan kegiatan penyekatan ini akan mencegah munculnya klaster baru karena adanya gelombang kedatangan orang dari luar daerah yang rawan penyebaran Covid-19.
Jika sampai nantinya diketahui ada yang datang pemudik dari luar daerah akan diminta surat keterangan hasil swab dari tempat asalnya.
"Jika tidak bisa menunjukkan hasil swab, kita akan persilahkan kembali ke tempat daerah asal," tambah Yusuf.
Apabila sebelum tanggal diberlakukan larangan mudik, lanjut Yusuf, pihaknya tak akan menyarankan tapi asalkan menjalankan protokol kesehatan.
Baca juga: Pemkab Tasikmalaya Hibahkan Tanah untuk Bangun Mako Brimob Polda Jabar Priangan Timur
Namun, pihaknya menginformasikan jika akan datang ke Kota Tasikmalaya untuk membawa hasil tes negatif swab karena jika tidak akan diminta kembali lagi.
"Daripada nanti sudah sampai ke Kota Tasikmalaya malah disuruh pulang lagi, dari awal persiapkan has tes negatif swab-nya. Itu mah tidak kita sarankan. Yang jelas tanggal 6-17 ada penyekatan. Pokoknya tidak boleh agar semua terjaga kesehatannya. Antarkota, silakan kan banyak jalan. Asal tetap jaga prokes," ujar dia.
Yusuf tak berharap muncul klaster baru sehingga akan optimal dalam penyekatan nantinya.
Apalagi, saat ini kondisi penyebaran corona di Tasikmalaya sudah landai dan tak ada lagi penambahan kasusnya.
"Kita tak berharap ada klaster baru. Ikuti saja saran pemerintah. Jangan mudik. Kalau nanti ada yang sampai, mereka harus perlihatkan hasil uji swab atau dokumennya. Kalau tidak ada, kita pulangkan ke tempat asalnya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.