Sementara itu, Riri Indriani dari BPOM menuturkan, Indonesia memiliki potensi bahan alam yang melimpah.
"Potensi bahan alam Indonesia memberi peluang besar untuk dimanfaatkan sebagai produk jamu, maupun obat herbal terstandar dan fitofarmaka, termasuk sebagai terapi adjuvan Covid-19," ungkapnya.
Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman.
Data Riset Obat dan Jamu mencatat dari spesies tanaman yang ada, 2.848 di antaranya merupakan tumbuhan obat yang tersebar pada 405 etnis di 34 provinsi.
Baca juga: Gubernur Papua Lewati Jalur Ilegal ke Papua Nugini, Naik Ojek untuk Terapi Saraf Berujung Deportasi
BPOM lanjutnya telah melakukan pendampingan terhadap penelitian herbal terkait Covid-19.
Hingga saat ini ada 15 penelitian yang memanfaatkan bahan alam dengan dua di antaranya telah selesai menjalani uji klinik.
Ada empat penelitian yang masih dalam tahapan uji klinik, lima penelitian tahap penyusunan protokol uji klinik, satu penelitian tahap uji pra klinik, dan tiga penelitian dalam tahap penyusunan protokol uji praklinik.
Uji praklinik ditujukan sebagai anti inflamasi, daya tahan tubuh, antipiretik dan anti-Covid-19.
Melihat besarnya potensi bahan alam yang ada pihaknya menekanan penemuan dan pengembangan obat herbal perlu terus dikembangkan hingga menuju hilirisasi produk.
Baca juga: Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Dibuka untuk Shalat Tarawih, Maksimal 600 Jemaah
Dalam pengembangan perlu dukungan dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk dari para akademisi dan perguruan tinggi.
"BPOM pun akan selalu hadir mendukung upaya hilirisasi produk obat bahan alam," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.