Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembagian Takjil Gratis dan Sahur On The Road di Jalanan Dilarang di Surabaya, Ini Alasannya

Kompas.com - 14/04/2021, 17:28 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya melarang kegiatan bagi-bagi takjil hingga sahur on the road di jalanan Kota Pahlawan selama bulan Ramadhan.

Alasannya, kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan dan tidak selaras dengan upaya pemerintah menekan laju penyebaran Covid-19.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang Panduan Pelaksanaan Ibadah dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Selama Ramadhan dan Idul Fitri 1442 Hijriyah.

Dalam SE tersebut, kata Eddy, warga tidak boleh membagikan takjil maupun sahur on the road di jalanan karena akan memunculkan kerumunan.

Baca juga: Cara Agustinus Menanam Porang, Pernah Belajar ke Jepang, hingga Dapat Rp 50 Juta dari Panen

"Jadi Pak Wali sudah membuat edaran, tidak boleh membagi takjil (di jalanan), takjil ini supaya diserahkan ke mushala atau masjid. Tapi, nanti kalau ada seperti itu, akan kami tertibkan, kami arahkan," kata Eddy, saat dikonfirmasi, Rabu (14/4/2021).

Jika ditemukan ada warga melakukan bagi-bagi takjil maupun sahur on the road di jalanan, pihaknya akan memberi teguran dan pemahaman kepada warga.

"Intinya kamitidak ada sanksi administrasi, kami edukasi kepada masyarakat untuk mengarahkan pembagian takjil di masjid sesuai surat edaran. Sahur on the road sama, kami intinya tidak ada kerumunan. Sesuai surat edaran tutup pukul 22.00 WIB, buka lagi pukul 01.00 WIB untuk rumah makan dan sebagainya," ujar Eddy.

Selain itu, untuk kegiatan bazar Ramadhan juga harus meminta izin ke Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya.

Sebelum pelaksanaan, kata dia, penyelenggara bazar Ramadhan harus melaporkan kegiatan tersebut terlebih dahulu kepada Satgas Covid-19, yang terdiri dari BPB Linmas, Satpol PP, Dinas Perdagangan, Kecamatan.

 

"Diizinkan atau tidak, yang menilai nanti Satgas Covid-19," ujar dia.

Nanti dari hasil laporan tersebut akan dinilai kelayakannya oleh Satgas Covid-19 Kota Surabaya, apakah layak atau memungkinkan digelar atau tidak.

"Jadi nanti akan kami nilai, layak atau tidak. Kalau tidak layak tidak boleh. Tapi, kalau layak, artinya memenuhi protokol kesehatan, jaga jaraknya terpenuhi, minimal pengunjung bisa dibatasi artinya luas (lokasinya), kalau tidak layak tidak akan direkomendasi," ujar dia.

Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyakarat tentang pemberlakuan aturan tersebut.

Baca juga: Organda Jatim Masih Berharap Pemerintah Mengubah Kebijakan Larangan Operasi Semua Moda Transportasi Saat Lebaran

Ia memastikan, aturan tersebut dikeluarkan tak lain demi memaksimalkan penanganan Covid-19 di Kota Surabaya.

Pihaknya tidak ingin muncul klaster baru selama bulan Ramadhan ini.

"Jadi mohon maaf kepada warga masyarakat, kami atur semua. Supaya ya jangan sampai gara-gara (bazar) Ramadhan terjadi klaster baru," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com