Ketua Komite SMPN 4 Kota Komba, Hilarius Asa mengatakan, ujian akhir sekolah yang dialaimi siswa merupakan yang paling sengsara di Indonesia. Menurutnya, perubahan tekonologi dengna akses internet memang baik.
Namun, 47 siswa SMPN 4 Kota Komba harus melaksanakan ujian di tengah hutan Bukit Wokonggoro.
"Ini sangat baru dengan model ujian berbasis digital. Ujian berbasis digital tidak didukung dengan jaringan internet dari pemerintah. Kami orangtua juga menyesuaikan perintah dari pemerintah. Orangtua membeli handphone serta pulsa untuk akses internet," jelasnya
Hilarius berharap, hanya tahun ini ujian digelar di Bukit Wokonggoro.
"Bersyukur cuaca mendukung untuk ujian hari pertama. Kalau cuaca buruk, entah siswa dan siswi melaksanakan ujian di mana. Selain itu dukungan penuh orangtua murid untuk membangun tenda darurat di bukit," jelasnya.
Baca juga: Jembatan Putus Dihantam Banjir, Warga Malaka Meniti Kabel untuk Menyeberangi Sungai
Hilarius mengatakan, orangtua murid aktif mendukung penyelenggaraan ujian itu.
"Selama ujian berlangsung saya selalu berada di sekitar lokasi ujian sampai selesai," jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Timur, Basilius Teto menambahkan, pihaknya tak bisa berbuat banyak dengan keterbatasan sinyal internet di wilayah pedalaman itu.
Ia menegaskan, pemerintah terus memikirkan cara untuk memenuhi jaringan internet secara bertahap di wilayah itu.
"Pemerintah berterima kasih atas inisiatif guru-guru di lembaga pendidikan SMP agar pelaksanaan ujian berbasis digital berjalan lancar," kata Basilius saat dikonfirmasi, Senin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.