Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah 3 Makam di Sumbar Tiba-tiba Naik, Ahli Geologi: Itu Fenomena Alam, Jangan Dikaitkan dengan Mistis

Kompas.com - 02/04/2021, 18:06 WIB
Perdana Putra,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Ahli geologi Ade Edwar mengatakan, tiga makam yang tanahnya tiba-tiba naik 1,5 meter di Korong Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, merupakan fenomena alam biasa.

Ade meminta masyarakat tak mengaitkan masalah itu dengan hal yang berbau mistis.

"Ini 75 persen adalah fenomena alam. Jangan dikaitkan dengan mistis," kata Ade yang dihubungi Kompas.com, Jumat (2/4/2021).

Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sumatera Barat itu telah melakukan survei ke lokasi itu beberapa waktu lalu. Kesimpulan awalnya, 75 persen fenomena itu terjadi secara alamiah.

Meski begitu, perlu kajian dan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena tersebut secara ilmiah.

Baca juga: Antisipasi Teror, Ridwan Kamil Minta Pengamanan di Gedung Pemerintahan Ditingkatkan

“Sudah dicek kondisi fisik kuburan itu. Sementara disimpulkan, ya sekitar 75 persen fenomena itu terjadi secara alamiah. Survei ini untuk mengumpulkan data atau info awal terkait geologi dan situasi sosial kemasyarakatan untuk kesiapan menurunkan tim survei georadar dari BPPT,” kata Ade.

Menurut Ade, fenomena itu terjadi secara ilmiah dilihat dari struktur dan jenis pasir tanah kuburan tersebut.

"Jenis pasir yang menjadi gundukan itu adalah, pasir krikil yang merupakan produk vulkanik andesit Gunung Tandikat. Tanah itu, keluar dan tercipta menjadi gundukan karena diduga disebabkan adanya dorongan material dari dalam perut bumi," jelas Ade.

Sebelumnya, banyak pengunjung yang meletakkan uang di tiga makam yang tanahnya tiba-tiba naik di Padang Pariaman, Sumatera Barat, karena dianggap berbau mistis.

 

Meski dilarang, ada saja pengunjung yang meletakkan uang Rp 1.000 hingga Rp 100.000 setiap harinya.

"Dalam beberapa hari terakhir banyak pengunjung yang datang. Mereka datang melihat dan memang ada yang meletakkan uang di makam. Kita larang, tapi tidak semuanya bisa diawasi," kata Wali Jorong atau Kampung, Sungai Asam Anuar yang dihubungi Kompas.com, Kamis (1/4/2022).

Anuar mengatakan, tiga makam itu merupakan makam biasa dan tidak ada berbau mistis. Sehingga pihaknya dan kaum suku Panyalai sebagai pemilik tanah kuburan melarangnya.

Baca juga: Pengakuan Pengojek yang Antar Gubernur Lukas Enembe ke Papua Nugini, Awalnya Tidak Kenal hingga Dibayar Rp 100.000

"Namun banyak pengunjung yang menganggapnya berbau mistis. Pihak keluarga sudah melarang. Kita tidak memungut biaya parkir atau karcis bagi pengunjung yang melihatnya," kata Anuar.

Anuar mengakui, ratusan orang datang ke kuburan itu setiap harinya. Mereka tak hanya dari Padang Pariaman, tetapi juga dari luar kota.

Perangkat jorong setempat telah memagar makam itu agar tidak rusak terinjak-injak oleh pengunjung. Pengunjung hanya melihat dari luar dan tak boleh masuk ke dalam.

"Sudah dipagar dan tidak boleh masuk ke dalam," jelas Anuar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com