Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Harus Layani Pelanggan yang Gila Pedas meski Harga Cabai Gila-gilaan"

Kompas.com - 23/03/2021, 12:07 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pedagang kuliner di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, cukup merasakan kenaikan harga cabai yang meroket beberapa waktu terakhir ini. Mereka harus memutar otak agar usahanya tetap bertahan.

Seperti dirasakan oleh pemilik warung ayam geprek, Dimas Agus Purnomo, di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dimas mengaku harus cermat menghitung arus keuangan agar tidak merugi. 

"Sebagai pedagang kuliner tentu kami merasakan kenaikan harga cabai. Di mana salah satu produk best seller kami kini berbahan tambahan cabai, yaitu ayam geprek. Kami harus putar otak agar bisa bertahan," kata Dimas, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Cerita Penjual Ayam Geprek di Sleman Bertahan Kala Harga Cabai Melonjak

Sejauh ini, Dimas masih bisa bertahan karena ada produk andalan lainnya yang non-tambahan cabai. Dari penjualan produk ini, Dimas masih bisa mendapatkan keuntungan. 

"Sejauh ini kami masih di angka aman untuk pendapatan, karena kami masih ada produk ayam goreng original (non-geprek/tanpa cabai) yang bisa kami jual," ucapnya. 

Dimas menyebutkan, untuk produk ayam gepreknya ia bisa memakai cabai jenis rawit merah, atau biasa disebut cabai japlak atau setan. Sejak sepekan terakhir harga cabai jenis ini mencapai Rp 100.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga cabai ini hanya Rp 30.000 - Rp 50.000 per kilogram. Untuk 1 kilogram cabai rata-rata bisa digunakan untuk 50-60 porsi ayam geprek. 

"Kami sering memakai yang japlak. Kami masih bisa tertolong dengan pelanggan yang hanya suka pedas biasa, artinya hanya butuh 1-3 butir cabai per porsi ayam. Kalau yang suka level pedas bisa sampai 10 butir per porsi," ungkapnya.

Baca juga: Tol Padang-Pekanbaru Terkendala Pembebasan Tanah, DPD RI: Jika Sumbar-Riau Terputus, Harga Cabai Bisa Tembus Rp 150.000

Walau harga mahal, Dimas berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang sama seperti ketika harga cabai normal. Ia tidak mengurangi komposisi cabai ataupun menaikkan harga per porsinya.

"Kami berkomitmen tetap melayani para pelanggan kami yang gila pedas, walaupun harga cabai juga gila-gilaan. Kami juga tidak mau kehilangan pelanggan, meskipun kami harus mendapatkan keuntungan yang tipis," kata Dimas. 

Adapun harga paket ayam geprek berkisar dari Rp 10.000 - Rp 14.000 per porsi. Sedangkan paket ayam non-tambahan cabai berkisar Rp 9.000 - Rp 13.000 per porsi.

Sementara itu, salah satu petani cabai di lereng Merabu, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Suudi mengatakan, harga cabai di tingkat petani cenderung naik belakangan ini, yakni mulai Rp 75.000 per kilogram. Sedangkan cabai patek/rusak dijual dengan harga mulai Rp 15.00 per kilogram.

Ia memperkirakan, kenaikan harga cabai ini dampak cuaca ekstrem yang terjadi. Tidak sedikit tanaman cabai yang rusak sehingga gagal panen. Sementara permintaan konsumen tinggi. 

Sebagai petani pun, ia harus mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan tanaman cabainya agar tidak rusak. Bahkan, ia rela ronda malam beberapa hari menjelang panen karena rawan pencurian. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com