Sementara itu, Agussalim selaku Kaur Umum Desa Koto Masjid saat berbincang dengan Kompas.com mengatakan bahwa Objek Wisata Kampung Patin sudah banyak dikunjungi wisatawan.
"Alhamdulillah, sudah banyak wisatawan yang berkunjung ke sini. Tapi, sekarang kunjungan agak kurang karena pandemi Covid-19," ucap Agus.
Agus bercerita, wisata Kampung Patin berdiri tahun 2002 silam. Hanya saja, waktu itu warga masih mengasapi ikan di rumahnya masing-masing.
Belum ada sentra atau tempat khusus pengasapan ikan patin.
"Dulu warga menyalai ikan di rumah masing-masing. Makanya kampung kami ini hampir semua rumah ada kolam ikan patin," tutur Agus.
Menurut dia, sekitar 75 persen warga Koto Masjid memproduksi ikan patin sebagai salah satu pendorong ekonomi masyarakat. Selebihnya, warga menggantung hidup dari kebun karet dan ada sebagian kebun sawit.
Namun, kata lanjut Agus, pada tahun 2011 lalu, pengolahan ikan patin asap mendapat perhatian dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia.
Termasuk mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar.
Pemerintah membuatkan sentra pengolahan ikan patin. Para pekerja semuanya warga setempat.
Agus mengatakan, saat ini ada 36 unit tungku pengasapan ikan yang dikelola warga. Pekerjanya ada sekitar 50 orang.
"Saat ini sudah terisi 36 unit tungku. Masih ada yang kosong. Kalau ada masyarakat yang mau menyalai ikan sudah tersedia tempatnya," ujar Agus.
Agus menyebutkan, dalam satu hari pekerja mampu mengasapi ikan patin sebanyak 12 ton.
Pengasapan ikan patin hampir dilakukan setiap hari. Kata Agus, bagi kaum perempuan bekerja selama empat hari dalam sepekan. Sedangkan bagi laki-laki hanya libur satu hari, yaitu hari selasa.
Dengan adanya sentra pengolahan ikan patin ini, Agus mengaku ekonomi warga desa sangat terbantu.
Apalagi, selain ikan salai, warga juga mengolah ikan patin segar menjadi nugget, bakso, kerupuk dan aneka makanan lainnya.
"Ikan patin yang diolah ini dijual ke berbagai daerah. Ada juga yang dijual sampai ke Malaysia. Alhamdulillah, untuk hasil penjualannya sangat membantu ekonomi masyarakat Desa Koto Masjid," pungkas Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.