Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk ke Kampung Patin di Kampar, Berwisata Sambil Melihat Proses Produksi Ikan Salai

Kompas.com - 22/03/2021, 12:50 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Proses pengasapan ikan patin

Zaidi (46), salah satu pekerja yang tengah sibuk di sentra pengolahan ikan patin salau. Ia tampak melakukan proses pengasapan ikan patin.

Saat diwawancarai Kompas.com, Zaidi mengaku sedang menyortir ikan yang diasapi.

"Ini kita sedang menyortir ikan yang disalai. Karena tidak rata keringnya. Ada yang masih lunak, jadi kita salai lagi," ujar Zaidi.

Di tempat ia bekerja, terdapat empat tungku pengasapan ikan. Zaidi Selaku karyawan, memegang satu tungku bersama seorang anak dan seorang saudaranya.

Mereka di sini satu kelompok, terdiri dari delapan orang. Dari empat tungku berdinding beton ini, berton-ton ikan yang diasapi.

Zaidi menjelaskan proses pengasapan ikan patin. Mulai dari membersihkan hingga menunggu sampai pengeringan.

"Awalnya ikan patin dibelah dan dibersihkan. Ikan salai dibelah biar cepat kering. Setelah itu, disusun diatas para-para dan diletakkan di atas tungku," kata Zaidi.

Selama proses pengasapan, dia menyebut api harus selalu dikontrol. Api tidak boleh terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Harus menggunakan kayu khusus

Kemudian, kayu yang digunakan untuk dibakar juga tidak bisa sembarangan kayu. Zaidi membeli kayu khusus dari hutan yang keras dan baranya lebih tahan lama.

Bahkan, sebut Zaidi, untuk pembelian kayu bakar menghabiskan modal Rp 5 juta dalam sepekan.

"Proses pengasapan sampai ikan kering, itu memakan waktu lebih kurang delapan sampai 10 jam," sebut Zaidi.

Setelah pengasapan tahap pertama, lanjut dia, ikan patin kembali dipilih. Ada tiga ukuran ikan yang disalai, yaitu super, super menengah dan besar.

Ikan-ikan itu dipilih lagi mana yang sudah benar-benar kering. Kalau belum kering total, kembali ditaruh di tungku.

"Kalau sudah kering total, itu sudah bisa kita packing," ujar Zaidi.

Serap budidaya ikan patin warga sekitar

Dalam hari, ia mampu mengasapi sebanyak 2,25 ton ikan patin segar. Ikan patin itu dibeli dari warga yang membudidayanya.

Ikan patin hidup dibeli dari warga dengan perkilonya Rp 14.000.

"Di sini kan hampir semua warga punya kolam ikan patin di rumahnya. Jadi kita beli untuk disalai," ujar Zaidi.

Pria ini sudah bekerja di sentra pengolahan ikan patin sejak 2011 sampai sekarang. Ikan salai yang olahnya bersama kelompok lainnya, dijual di wilayah sumatera.

Selama bekerja di sini, Zaidi mengaku sangat terbantu perekonomian keluarganya.

Bagaimana tidak, dalam tiga hari, Zaidi mampu mendapat gaji sebesar Rp 1,3 juta dari penjualan ikan asap.

Uang dari hasil kerjanya sanggup untuk menyengolahkan dan menguliahkan anaknya ke perguruan tinggi.

"Alhamdulillah, cukuplah kebutuhan sehari-hari dan anak sekolah. Anak saya ada empat orang. Satu kuliah, satu SMA dan dua lagi sudah keluarga," kata Zaidi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Regional
Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Regional
Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com