Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Bogor Pusing dan Mual Setelah Hirup Limbah Pabrik

Kompas.com - 21/03/2021, 20:00 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Puluhan warga dari empat desa Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami pusing dan mual setelah menghirup udara yang terkontaminasi limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) sebuah pabrik sejak Jumat (19/3/2021).

Camat Klapanunggal Ahmad Kosasih mengatakan, sampai saat ini total ada 38 warga pusing dan mula akibat terpapar bau seperti bangkai dan gas yang keluar dari pabrik limbah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).

Selain warga, sejumlah karyawan pabrik limbah tersebut juga mengalami keluhan serupa sehingga langsung dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Jadi awalnya 36 orang terangkum dari empat desa, dan ada dua juga yang kita samperin ke rumahnya karena sudah tua, jadi total ada 38 orang," ungkap Kosasih saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/3/2021).

Baca juga: Pegawai Rumah Makan di Palembang Tewas Keracunan Asap Genset, Ini Penjelasan Polisi

Puluhan warga yang mengalami gejala itu, mulai dari bayi, dewasa, dan orang tua, rata-rata rumahnya berada tak jauh dari pabrik tersebut.

Sejauh ini, Kosasih memastikan, sebanyak 38 orang tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing setelah mendapat perawatan dari tim medis Puskesmas Pembantu Desa Nambo.

"38 itu mereka datang aja berobat ke posko, dilayani lalu pulang lagi, enggak dirawat di situ. Yang penting kalau ada keluhan datang ke posko nanti diperiksa kasih obat," ujarnya.

"Rata-rata yang punya penyakit bawaan gitulah sesak ditambah ada itu (bau) ya makin jadilah. Kalau yang normal gtu paling pusing-pusing aja," imbuh dia.

Baca juga: Usai Antar Istri Melahirkan di Rumah Sakit, Pria Ini Demam dan Sesak Napas, Ternyata Covid-19 lalu Meninggal

Dia mengimbau, semuanya warga yang mengalami kondisi serupa bisa melaporkan ke posko supaya ditindaklanjuti dengan penanganan dokter.

"Kita buka posko di desa jadi mereka dibawa ke situ. PT PPLI juga sudah siap tanggung jawab sekalipun dibawa ke rumah sakit siap gtu untuk biayai, ya akhirnyakan diputuskan bentuk posko di desa jadi kalau ada keluhan silakan datang mengadu keluhannya apa nanti didata lagi," ungkapnya.

Kosasih menyampaikan, bau busuk yang merebak dari limbah pabrik itu dihirup warga setempat sejak Jumat (19/3/2021).

Bau itu sangat menusuk hidung sehingga warga tidak tahan dan sebagian mengungsi.

Saat ini, bau busuk dari limbah pabrik itu sudah perlahan hilang tapi sebagian masih terhirup di dalam pabrik.

"Kalau di ruangan masih ada tapi kalau di luar sudah hilang sedikit-sedikit tapi masih terasa kebawa angin. Saat ini posko masih ada di Desa Nambo jadi kalau ada keluhan silakan ke sana," ucapnya.

Baca juga: Bau Busuk Masih Tercium, Warga Geruduk Pabrik Pengolahan Limbah di Bogor

Karena itu, Kosasih menegaskan bahwa pabrik PT.PPLI sudah didatangi aparat Kepolisian, TNI, KLHK dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

Pabrik tersebut dipastikan sudah ditutup sementara waktu untuk dilakukan investigasi internal.

"KLHK juga datang, DLH juga. Nah kemarin itu langsung ditutup sama Polres pakai police line selanjutnya dilakukan investigasi, mungkin hasilnya (investigasi) empat hari. Yang jelas pabrik itu ditutup," jelas dia

Sebelumnya diberitakan, bau menyengat dan tak sedap tiba-tiba saja dirasakan warga Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat (19/3/2021) pagi.

Seiring waktu berlalu, bau menyengat itu justru semakin tajam tercium dan masuk ke hampir setiap rumah-rumah milik warga.

"Baunya sudah dari pagi sampai sekarang (malam), awalnya saya kira memang di rumah saya ada yang bocor gitu," ungkap Ivon Rahim (45) kepada Kompas.com lewat telepon.

Baca juga: Manajemen Pabrik Limbah Bogor Minta Maaf Timbulkan Bau Busuk hingga Menyebar ke 5 Kecamatan

Menurut Ivon, saat itu, ia beserta tetangganya sudah mencari-cari sumber bau di setiap sudut rumah.

Bau itu, kata dia, memengaruhi psikologis warga lantaran banyak yang saling mencurigai dan panik sambil mengendus-endus setiap sudut rumah.

Ivon mengaku, sampai memeriksa perabotan rumah hingga tabung gas di dapur lantaran khawatir terjadi sesuatu.

Usut punya usut, ternyata bau gas menyengat itu berasal dari sebuah pabrik PT.PPLI di Kecamatan Klapanunggal.

"Pas saya keluar rumah ternyata banyak tetangga saya juga bingung dengan bau itu. Pada nyariin karena baunya masuk ke dalam rumah. Akhirnya saya tahu itu bau dari PT PPLI karena kebetulan saya punya saudara di sana, saya bikin status terus dikomen sama dia bahwa PPLI kebocoran gas, nah saya tau dari situ. Saya tahunya jam 4 kalau itu bau dari PT PPLI, terus tetangga pada WhatsApp saya," beber dia.

Baca juga: Muncul Bau Menyengat di Kabupaten Bogor, Warga Sampai Pusing dan Kesulitan Napas, Ini Penyebabnya

"Lokasi saya kurang lebih 500 meter dari PT. PPLI, Kecamatan Klapanunggal. Apalagi ini menghadap ke rumah saya jadi paling terdampak saya juga," imbuh dia.

Dia mengatakan, bau menyengat tersebut membuat dirinya pusing, mual, hingga sesak napas.

Ivon juga merasa bingung ketika menjelaskan bagaimana bau itu tercium menyengat ke dalam hidung meskipun tetap memakai masker.

"Malam ini masih bau banget, baunya seperti bangkai juga ia, seperti bau gas juga ia, nyengat banget di hidung saya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com