Ia berharap, pemerintah dapat memikirkan imbas dari kebijakan impor beras bila itu sampai dilakukan, terlebih saat ini suasana ekonomi juga sedang tidak menentu.
"Itu (impor beras) harusnya dipikirkan secara matang, apalagi sekarang juga sedang pandemi Covid-19 di mana keadaan ekonomi tengah sulit. Sebaiknya pemerintah mengusahakan bagaimana harga gabah stabil supaya petani dapat sejahtera," kata Arif.
Adapun Muhammad Taram (40), petani asal Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng, Gresik, mengatakan, harusnya pemerintah dapat melakukan pengamatan di lapangan sepenting apa impor beras itu dilakukan.
Terlebih, apabila stok beras di dalam negeri mencukupi.
Baca juga: Pemkot Malang Susun Aturan Konser Musik di Tengah Pandemi Covid-19
"Harusnya pemerintah itu melakukan semacam penelitian dulu, apakah stok beras dalam negeri ini sudah benar tidak mencukupi bila sampai harus impor," tutur Taram.
Taram mengaku, dirinya dan para petani lain di Desa Munggugebang kerap bertanya dalam diri masing-masing.
Sebab, harga gabah kering kerap lebih baik ketika belum panen, namun biasa anjlok saat musim panen tiba.
"Jangan terus impor, padahal stok dalam negeri masih mencukupi. Sebaiknya, dihabiskan dulu stok di dalam negeri, kalau kosong baru impor. Dan yang penting, harga bagi para petani itu stabil," ucap Taram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.