Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Bisnis Busana Muslim ala Mouza, Sukses Bertahan Saat Pandemi

Kompas.com - 17/03/2021, 11:06 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 berimbas buruk pada perekonomian Indonesia.

Salah satu yang ikut terdampak adalah pengusaha di bidang fesyen.

Satu per satu perusahaan atau usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbang.

Namun tak sedikit pula yang mampu bertahan dan selamat dari pandemi.

Salah satunya adalah Mouza, brand busana muslim lokal yang sudah tembus ke pasar internasional.

Baca juga: Modal Awal Rp 3 Juta, Usaha Busana Muslim Ini Tembus Pasar Internasional

Merek Mouza sudah dikenal di sejumlah negara seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi dan Oman.

Mouza mencatatkan pertumbuhan 12 persen pada 2020.

Meski tidak begitu besar, pemilik Mouza Dini Fitriyah mengatakan, hal tersebut patut disyukuri, karena perusahaan fashion lain banyak yang tutup.

“Saat pandemi, Mouza tetap tumbuh, berikan reward pada agen. Karyawan juga enggak ada yang dikurangi, pemotretan pun masih full, alhamdulillah,” ucap Dini kepada Kompas.com di Bandung, Minggu (14/3/2021).

Dini mengatakan, ada lima kunci yang dilakukan perusahaannya agar tetap bertahan selama pandemi.

Koleksi terbaru Mouza yang disiapkan untuk kebutuhan Lebaran.Dok MOUZA Koleksi terbaru Mouza yang disiapkan untuk kebutuhan Lebaran.

1. Jaga kualitas dan keunikan produk

Hal utama yang harus dilakukan UMKM adalah menjaga kualitas dan keunikan produk.

Mouza bergerak di bidang pakaian musim syar’i yang merambah ke sepatu dan tas.

“Setiap brand fesyen punya DNA-nya sendiri, itu harus dijaga,” tutur Dini.

Meski tidak menjelaskan secara detail DNA yang dimaksud, ciri khas dari produknya yang bisa terlihat adalah bagaimana perempuan muslimah terlihat langsing dan tinggi saat mengenakan pakaiannya.

Begitu pun dalam pemilihan bahan, Mouza kerap mencari bahan premium dan jarang digunakan desainer lain.

2. Adaptasi

Dini mengatakan, kunci Mouza selamat di masa pandemi adalah adaptasi.

Selama pandemi, Mouza semakin menggencarkan jualan online.

Baca juga: Tips Sukses Jualan Boneka Plushie, Satu Karakter Satu Boneka dan Diberi Cerita Unik

Ia memanfaakan fasilitas yang sudah tersedia di platform online, seperti Instagram, Facebook organik, advertorial, marketplace, dan platform online lainnya.

Dini memberikan sedikit penekanan pada iklan berbayar di media sosial. 

Dini menyarankan agar jangan takut mengeluarkan modal besar apabila ingin mendapat omzet melimpah.

Begitu pun dengan produk, juga ikut beradaptasi. Ketika orang lebih banyak di rumah, ia menciptakan pakaian untuk sehari-hari di rumah.

“Di rumah pun tetap cantik. Tidak melulu daster, tapi pakaian yang dibuat Mouza tetap gaya meski senyaman daster,” kata dia.

3. Inovasi

Hal lainnya yang disampaikan Dini adalah terus berinovasi.

Meski penjualan turun selama pandemi, ia memiliki prinsip untuk tidak berhenti bergerak dan berpikir.

“Ketika jualan turun, semangat orang biasanya turun. Tapi saya tidak, ketika bisnis saya turun, saya semakin semangat untuk membuatnya naik kembali,” tutur dia.


Contohnya saat awal pandemi lalu. Ketika penjualan produknya sempat turun, ia terus berpikir dan berbuat sesuatu.

Hingga satu hari, ia bisa membuat 25 desain baju. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

4. Tim yang solid

Tim yang solid tentunya mutlak diperlukan agar bisnis suatu bisnis terus berkembang.

Saat ini, Mouza dibantu agen yang meningkat tajam selama pandemi.

Pada 2020, jumlah agen Mouza sekitar 6.000-an.

Namun pada 2021, jumlah agen Mouza di beberapa negara naik hingga 8.000-an agen.

Baca juga: Tips Usaha Minuman Kekinian, Harga Mulai Rp 5.000, Omzet Per Bulan Bisa Rp 60 Juta (2)

5. Hindari utang

Tekad yang selalu dipegang Mouza dalam mengembangkan bisnisnya adalah menghindari utang.

Hal itu karena pengalaman buruk di bisnis sebelumnya.

Dini sempat terlilit utang hingga ratusan juta rupiah dengan bank.

Itu pula yang menyebabkan Dini selalu menghindari utang dan riba.

Ia pun sangat menjaga kepercayaan para supplier-nya, sehingga saat membutuhkan, supplier ini bisa membantu karena sudah percaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com