Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan dan Anak Korban Pemerkosaan dalam Keluarga: Bukan Tabah, Saya Lelah....

Kompas.com - 09/03/2021, 05:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Jumlah kasus perkosaan dalam keluarga di Indonesia selalu tinggi, tetapi untuk pertama kalinya dalam lima tahun, angka menunjukkan penurunan drastis —dari rata-rata lebih dari 1.000 kasus per tahun menjadi 215 kasus selama pandemi virus Corona 2020.

Tapi itu bukan kabar baik, menurut Komisi Nasional Perempuan Indonesia (Komnas Perempuan). Masa pandemi menciptakan tantangan baru bagi korban perkosaan dalam keluarga untuk mencari keadilan.

Pelayanan dari institusi yang memberi pendampingan bagi korban terbatas saat pandemi. Dan korban 'terjebak' di dalam rumah bersama pelaku dan menanggung berbagai ancaman.

Baca juga: Anak Diperkosa 4 Orang, Terungkap Saat Korban Mengigau

Kondisi ini memperburuk ketimpangan keadilan yang selama ini dialami korban akibat belum adanya standar pelayanan bagi korban kekerasan seksual di Indonesia.

Pemerintah mengakui birokrasi serta keterbatasan sumber daya dan dana menjadi faktor utama tak adanya standar nasional.

Peringatan: artikel ini berisi penjelasan rinci tentang kekerasan seksual yang mungkin mengganggu sebagian pembaca.

'Saya marah dengan pelaku tapi lebih marah dengan diri saya sendiri'

Perkosaan anak dalam keluarga di Indonesia mencapai ratusan kasusDavies Surya/BBC Perkosaan anak dalam keluarga di Indonesia mencapai ratusan kasus
Saya bertemu Magnolia, bukan nama sebenarnya, di sebuah kota di Jawa Tengah. Dia adalah ibu dari Lili, juga bukan nama sebenarnya, yang masih balita.

Ayah kandung Lili melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap Lili, yang bahkan belum cukup umur untuk masuk taman kanak-kanak, pada Agustus 2020.

Saya berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada yang tahu kedatangan saya di rumah Magnolia. Saya melakukan ini untuk alasan yang masuk akal.

Tetangga Magnolia menuduhnya menyebarkan berita palsu tentang apa yang terjadi pada Lili. Mereka juga menuduh Magnolia menggunakan cerita itu untuk mendapatkan simpati dan donasi.

Baca juga: Perjalanan Kasus Pemerkosaan Anak di Sikka, sejak Korban SD sampai SMA, Kapolri Digugat, hingga Pelaku Akhirnya Ditahan

"Nggak mungkin lah orang melakukan hal itu sama anaknya sendiri," kata Magnolia, menirukan komentar tetangga tentang pemerkosaan Lili.

"Masak saya menjelek-jelekkan anak saya sendiri?" kata Magnolia, menepis tuduhan para tetangga.

Juli tahun lalu, ayah Lili kembali setelah setahun bekerja di Jakarta. Dia tiba-tiba pulang ke rumah setelah lama tak bertemu keluarganya, apalagi menafkahi mereka.

Ia meminta pada Magnolia untuk bertemu dengan anak-anaknya.

Magnolia, yang sudah lama ingin mengakhiri pernikahannya, merasa sulit untuk membiarkan anak-anaknya pergi bersama ayah mereka. Tapi Lili menangis, ingin pergi.

Baca juga: Kasus Pemerkosaan Anak di Bawah Umur Sempat Mandek 4,5 Tahun, Pelaku Akhirnya Ditahan

Akhirnya, izin keluar dari mulut Magnolia. Dia mengizinkan Lili dan saudara-saudaranya untuk bermalam di rumah kontrakan ayah mereka.

Sejak hari itu Magnolia mengaku terus menyalahkan dirinya.

"Saya marah dengan pelaku tapi lebih marah pada diri saya sendiri," kata Magnolia, yang tampak tenang, hampir tanpa emosi.

"Jika saya lebih tegas, mungkin tidak akan terjadi seperti ini. Sampai sekarang, saya belum bisa memaafkan diri saya sendiri."

Baca juga: Pelaku Pemerkosaan Anak Masih Bebas Berkeliaran, Kapolri dan Kapolres Digugat

Ketenangan yang ditunjukan Magnolia dalam bercerita justru menjelaskan kondisi mentalnya.

"Saya bukan tabah; saya lelah," kata Magnolia lirih.

Surat keputusan pengadilan setempat mencatat kronologi kejahatan seksual yang dilakukan ayah kandung Lili.

Setelah ia membawa Lili dan saudara-saudaranya ke rumah kontrakan, ia meninggalkan mereka untuk bermain di luar. Saat hari sudah sore, ia memanggil Lili untuk mandi. Saat itulah pelaku melecehkan Lili.

Pelaku memandikan dan membersihkan area genital putrinya hingga Lili kesakitan.

Baca juga: 5 Remaja di Cianjur Jadi Tersangka Kasus Pemerkosaan Anak

Saat malam tiba, pelaku tidur sekamar dengan Lili dan saudara-saudaranya. Apa yang terjadi selanjutnya terlalu vulgar untuk dideskripsikan.

Keesokan paginya, Magnolia menjemput putrinya. Di hari yang sama, Lili mengeluhkan sakit di bagian kemaluannya. Beberapa hari kemudian, dia mengeluh sakit saat buang air kecil.

"Kok bisa sakit? Habis diapain siapa?" tanya Magnolia saat itu dengan cemas.

"Bapak," kata Lili sambil menunjuk ke area genitalnya.

Balitanya terus mengulang jawaban yang sama. Sampai akhirnya, dengan dukungan nenek Lili, Magnolia melapor ke kantor polisi setempat.

Baca juga: Pil Eksimer, Obat Gangguan Jiwa Berat yang Disalahgunakan pada Kasus Pemerkosaan Anak di Tangerang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com