SOLO, KOMPAS.com- Peletakan batu pertama pembangunan rel layang atau rel elevasi di persimpangan kereta api sebidang Simpang Palang Joglo Solo, Jawa Tengah, akan dimulai pada Juli 2021.
Kepastian waktu pembangunan rel layang Palang Joglo diperoleh setelah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada Kamis (4/3/2021).
"Targetnya Pak Menteri (Budi Karya) Juli 2021 groundbreaking (rel layang) Palang Joglo," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Rel Layang Jadi Opsi Pemkot Solo Atasi Kemacetan di Palang Joglo
Pihaknya mengatakan sudah menghitung berapa luasan lahan yang akan terkena dampak dari pembangunan rel layang.
Menurut perkiraan lahan yang harus dibebaskan ada sekitar 19.000 meter persegi atau sekitar 400 hunian untuk pembangunan rel layang.
"Lahan yang kena yang harus ditertibkan kalau tidak salah ada sekitar 19.000 meter persegi. Huniannya nanti saya detailkan lagi," terang dia.
Gibran menambahkan sosialisasi terkait rencana pembangunan di Simpang Palang Joglo sudah lama dilakukan.
"Sosialisasi sebenarnya sudah lama tapi kan dulu belum ada kejelasan flyover atau apa. Nah sekarang sudah diketok sama Pak Budi Karya elevated rel," ungkap dia.
Baca juga: Gibran Ajak Wishnutama Blusukan ke Kebun Binatang dan Studio Rekaman di Solo
Rencananya pembangunan rel layang itu akan dikerjakan di satu jalur terlebih dahulu dengan masa konstruksi selama 18 bulan.
Adapun anggaran pembangunan diperkirakan menggunakan APBN.
Lebih lanjut, Gibran menambahkan terus berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat guna mendukung kelancaran pembangunan rel layang di Simpang Palang Joglo.
"Baru saya koordinasikan dan sosialisasikan dengan pak camat dan pak lurah," ungkap Gibran.
Baca juga: Gibran Ingin Berantas Prostitusi dan Penyakit Masyarakat Lainnya di Solo
Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Hari Prihanto mengatakan, pembangunan rel layang di Simpang Palang Joglo dinilai efektif mengurangi kemacetan di kawasan itu.
Pasalnya, kata Hari kawasan tersebut tingkat kemacetannya cukup parah.
Berdasarkan data volume kendaraan keluar masuk Simpang Palang Joglo dalam waktu 2 jam hampir 9.000 kendaraan.
"Palang Joglo itu memang super ruwet. Jadi jumlah kendaraan yang keluar masuk lewat sana itu dalam 2 jam hampir 9.000 unit itu data terakhir Covid. Kalau sebelum Covid malah lebih banyak lagi," kata Hari.
Baca juga: Ganjar Luruskan Pernyataan Gibran yang Minta Prioritaskan Vaksinasi untuk Solo
Dikatakan Hari, kemacetan yang terjadi di Palang Joglo tidak hanya disebabkan perjalanan kereta api.
Perlambatan manuver kendaraan juga menjadi permasalahan kemacetan.
"Untuk mengurai satu kemacetan di situ hampir 20-30 menit," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.