Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya telah meminta Wali Kota Tegal dan wakilnya menghadap, jika perseteruan tak bisa diselesaikan.
Pada Minggu (28/2/2021) malam, keduanya diketahui telah bertemu dengan gubernur di Semarang.
Kemudian pada Selasa (2/3/2021), Dedy Yon dan Jumadi telah tampak bersama-sama menghadiri acara.
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi menyebut sebenarnya tak ada persoalan di antara mereka.
"Dari kemarin juga baik," kata Jumadi.
Ia pun mengungkap, persoalan penarikan sopir dan ajudannya secara sepihak telah dirampungkan.
"Datang ke sini naik mobil pelat G 2. Ajudan sama sopir sudah ada. Staf juga ada. Mulai Senin kemarin," ujar Jumadi.
Baca juga: Usai Keroyok dan Gunduli Teman Perempuan, Anak Punk Ini Antar Korban ke RS dan Kabur
Laporan itu merupakan imbas dari sebuah insiden penggerebekan di Century Park Hotel Jakarta, 9 Februari 2021 lalu.
Ketika itu Wali Kota Tegal Dedy Yon tiba-tiba didatangi empat personel kepolisian dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya pada dini hari.
Mereka melakukan penggeledahan hingga pemeriksaan badan.
Rupanya, anggota polisi tersebut mendapatkan informasi dari Wakil Wali Kota Jumadi.
"Namun demikian, Wali Kota Tegal bersih dari narkoba. Termasuk saat dites urine hasilnya juga negatif. Polisi juga tidak menemukan barang bukti," kata Basri.
"Dan sangat disayangkan, bahwa dari keterangan dan pengakuan dari anggota Polda Metro Jaya tersebut, informasi itu bersumber dari keterangan Wakil Wali Kota Jumadi,” sambung Basri.
Wakil Wali Kota Tegal Jumadi akhirnya dilaporkan. Dia diduga melanggar hukum dan dijerat beberapa pasal, antara lain pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan hingga rekayasa kasus.
Jumadi sempat dituding mangkir dari tugas selama 11 hari. Ia pun mengaku sopir dan ajudannya ditarik secara sepihak.
Baca juga: Fakta Kontak Senjata TNI-Polri dengan KKB dan Tewasnya Sosok Ferry Ellas
Menanggapi perseteruan Wali Kota Tegal dan wakilnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut memberikan wejangan.
Ganjar meminta Dedy mencabut laporannya ke Polda Jateng, sebelum persoalan menjadi semakin kompleks.
Dari pada membawa ke ranah hukum, Gubernur Ganjar meminta perseteruan itu diselesaikan secara baik-baik.
"Kalau tersebar keluar nanti jadi ramai, belum lagi kalau ada kelompok lain yang ingin naik ke isu ini dengan segala kepentingannya. Itu akan jadi runyam," sebut Ganjar.
"Maka yang rugi adalah rakyat. Pelayanan publik pasti terganggu dan isu yang beredar jadi tidak baik. Akhirnya wong mung ngrasani (orang jadi bergunjing) orang tuanya dalam hal ini walkot dan wakil," sambung Ganjar ketika itu.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Riska Farasonalia, Tresno Setiadi | Editor : Dony Aprian, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arif)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.