Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2021, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Pantai Cacalan adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi yang dikelola oleh masyarakat sekitar.

Di pantai yang berada di sebelah utara Kota Banyuwangi, pengunjung bisa menikmati sunrise yang indah dengan latar Selat Bali.

Tak hanya sunrise. Pantai yang berada di Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro ini juga menawarkan pesona di malam hari.

Pengunjung bisa bermain kano dan menikmati semilir angin pantai sambil menikmati secangkir kopi dan kudapan yang dibeli dari warung-warung yang dikelola oleh warga sekitar.

Melihat kondisi saat ini, tak ada yang menyangka jika tujuh tahun lalu, Pantai Cacalan adalah pantai yang sepi. Kala itu hanya beberapa nelayan yang singgah dan memarkirkan perahunya di pantai yang memiliki garis pantai sekitar 2 kilometer ini.

Baca juga: Program 100 Hari, Bupati Banyuwangi Ipuk Fokus Tangani Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Dulu tempat singgah nelayan, kini dikunjungi wisatawan

Pantai Cacalan BanyuwangiKOMPAS.com/RACHMAWATI Pantai Cacalan Banyuwangi
Masriyah (55) adalah salah seorang warga Sukowidi yang membuka warung kecil di Pantai Cacalan sejak tahun 2010. Kala itu ia menjual kopi untuk nelayan yang berangkat melaut atau sedang memperbaiki jaring di sekitar pantai.

"Jangan bayangkan warung seperti ini. Dulu gubuk kecil. Belum ada apa-apa. Kosong semua. Cuma saya yang jualan di sini," cerita Masriyah kepada Kompas.com pada awal Februari 2021.

Tak hanya siang hari. Masriyah juga melayani kopi dan jajanan saat malam hari Tak jarang ia dan suaminya memilih tidur di gubuk kecilnya.

Untuk penerangan, Masriyah menyalur listrik dari rumah warga terdekat.

Baca juga: Menikmati Indahnya Pantai Cacalan

"Yang penting ada cahayanya. Sinar lampunya kecil soalnya nyalur. Kan pelangganya nelayan. Mereka banyaknya malam," kata Masriyah.

Pada tahun 2014, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pantai Cacalan mulai dirintis. Mereka kemudian membuat beberapa kegiatan seperti tradisi Rabu Wekasan di Pantai Cacalan yang melibatkan banyak orang.

Sejak saat itu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Cacalan mulai bertambah.

Di tahun 2016, pokdarwis juga menyelenggarakan lomba layang-layang di Pantai Cacalan bekerja sama dengan PLN UP3 Banyuwangi. Acara tersebut adalah sosialisasi agar masyarakat tidak bermain layang-layang di dekat jaringan kabel.

Baca juga: Menjemput “Sunrise” di Pantai Cacalan

"Bisa dianggap lomba layang-layang sebagai awal berkembangnya Pantai Cacalan. Pokdarwis terbentuk dan kami menambah fasilitas seperti mushala, toilet termasuk juga memasang SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum)."

"Beberapa warung mulai berdiri dan semua yang terlibat di sini adalah warga sekitar khususnya Sukowidi," jelas Awan Miswantoro (41) humas Pokdarwis Pantai Cacalan kepada Kompas.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com