Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Budi dan Yudha Berbagi Kasih untuk Nakes lewat Pempek

Kompas.com - 26/02/2021, 20:25 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sepasang suami istri tampak sibuk di ruangan tengah rumah.

Mereka adalah Budi Prihatini (56) dan Yudha Asta Birawa (57). Siang itu, keduanya mempersiapkan makanan khas Palembang, pempek.

Satu demi satu pempek mereka masukan ke dalam kotak plastik.

Tampak Budi berjalan ke dapur untuk mengoreng ketika pempek yang dimasukan ke dalam kotak habis.

Baca juga: UPDATE: 1.583.581 Nakes Sudah Divaksinasi, 865.870 di Antaranya Telah Disuntik Dosis Kedua

Pempek tersebut mereka persiapkan untuk para tenaga kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit maupun Puskesmas.

Makanan khas Palembang ini mereka berikan gratis kepada para nakes yang di saat pandemi ini menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.

"Awalnya itu ide dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, mereka pesan pempek saya. Nah, waktu jam mengambil pesanan, Dia bilang pesanan enggak diambil tapi minta diantar ke rumah sakit," ujar Budi Prihatini (56) saat ditemui Kompas.com di kediamannya Kadirejo II, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Kamis (18/02/2021).

Saat itu orang yang memesan tersebut menyebutkan salah satu rumah sakit di Yogyakarta.

Baca juga: Perjuangan Sakirin Bertahan Hidup 3 Hari di Jurang, Dievakuasi dengan Tandu Kain Selama 9 Jam

Pempek itu diminta agar diberikan kepada tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.

"Dia minta tolong ditulis di pesanan itu kalau pempek ini untuk Nakes (tenaga kesehatan)," ungkapnya.

Pesanan itu kemudian diantarkan ke rumah sakit yang diminta oleh pemesan tersebut.

Budi Prihatini (56) dan Yuda Asta Birawa (57) saat mempersiapkan Pempek yang akan dikirimkan ke fasilitas kesehatan untuk para tenaga kesehatan.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Budi Prihatini (56) dan Yuda Asta Birawa (57) saat mempersiapkan Pempek yang akan dikirimkan ke fasilitas kesehatan untuk para tenaga kesehatan.
Sebagai pertanggungjawaban, saat menyerahkan pesanan tersebut ke tenaga kesehatan didokumentasi dan diunggah di media sosial.

Dari postingan di media sosial tersebut, semakin banyak para dermawan yang memesan untuk dikirimkan ke pada para tenaga kesehatan.

"Sama anak saya diunggah sebagai pertanggungjawaban kita ke dermawan tadi, di foto disampaikan ke ibu yang pesan. Kemudian kok semakin hari semakin banyak orang yang melakukan hal serupa," ungkapnya.

Budi dan Yudha melihat kiriman makanan ke tenaga kesehatan di rumah sakit merupakan ide yang bagus, sehingga keduanya kemudian turut melakukan hal yang sama.

Baca juga: Perjuangan Bocah SD Hidupi Orangtuanya yang Lumpuh, Ayah: Dia yang Urus Makan, Minum dan Bersihkan Kotoran Kami

Keduanya akan menambah paket, jika dirasa jumlahnya kurang pantas.

Selain itu, jika sedang tidak ada dermawan yang memesan untuk nakes, keduanya berinisiatif mengirim sendiri ke rumah sakit maupun Puskesmas.

"Jadi kami teruskan. Ya misalnya kalau jumlahnya untuk rumah sakit tidak pantas, lalu kita tambahi jumlahnya, lalu kalau sudah agak lama nggak ada orang yang mengirim ke nakes, kita sendiri inisiatif mengirim," tuturnya.

Pempek untuk tenaga kesehatan tidak lantas diberi identitas nama warungnya, sebab apa yang dilakukan ini merupakan murni bentuk kepedulian.

"Waktu kita ngasih juga enggak Kita bilang ini dari Pempek Samsar. Tapi kita tulisi dari orang baik, dari orang baik, tidak pernah saya sebut," tegasnya.

Baca juga: Perjuangan Keluarga Iskandar Merawat Aksara Incung yang Berusia 1.000 Tahun

Mengirimkan pempek ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit hingga Puskesmas ini sudah berlangsung sejak awal pandemi Covid-19 dan sampai saat ini masih terus berlangsung.

Bahkan semakin banyak dermawan yang memesan untuk dikirimkan ke tenaga kesehatan.

"Sampai hari ini pun masih ada daftar tunggu beberapa rumah sakit yang harus kami kirimi. Ramainya itu waktu bulan puasa lalu, pasti minta dikirim waktu buka puasa," ungkapnya.

Menurutnya, untuk jumlah paket pempek selalu disesuaikan, sebab jumlah nakes di Puskesmas dengan rumah sakit tentunya berbeda.

"Tentu kita sesuaikan itu biasanya anak saya yang mengatur, kalau Puskesmas 15 sampai 20 paket, kalau rumah sakit yang besar itu 30 paket. Kita biasanya mengirim seringnya untuk makan malam, soalnya kalau malam kan kasihan nakes susah mencari tempat makan, kalau siang kan masih pada buka," bebernya.

Setiap mengirim keduanya memanfaatkan jasa ojek online.

Baca juga: Belum Semua Tenaga Kesehatan Divaksin, Sekarang Diberikan ke Tahanan KPK

Kebetulan tetangga keduanya ada yang berprofesi ojek online, sehingga di tengah pandemi ini bisa sekaligus membantu menambah pendapatan mereka.

"Kalau Puskesmas kita langsung datang, tapi kalau ada penunjukan dari dermawan ketemu perawat ini ya pasti itu yang kita tuju. Kalau enggak langsung dikirimkan ke IGD, karena kita berpikir di situ yang selalu ada personelnya," ucapnya.

Tak lupa di setiap paket yang dikirimkan, tertempel sebuah pesan untuk para tenaga kesehatan.

Pesan ini untuk memberi semangat para tenaga kesehatan. Selain itu, juga ucapan terima kasih kepada para nakes yang berjasa memerangi pandemi saat ini.

Menurutnya, tenaga kesehatan dimasa pandemi Covid-19 ini merupakan garda terdepan. Mereka berjuang dan berjasa demi Indonesia sehat.

Pesan yang ditempelkan di paket berbunyi :

"Untuk tim nakes, terima kasih telah berjuang untuk Indonesia sehat. Dari orang baik"

Baca juga: Vaksinasi Tenaga Kesehatan di Padang Panjang Melebihi Target

Sampai saat ini sudah cukup banyak rumah sakit maupun Puskesmas yang dikirim pempek.

Bahkan pengiriman paket Pempek di satu rumah sakit maupun Puskesmas tidak hanya sekali.

"Kalau dermawanya tidak menyebut rumah sakit mana, ya inisiatif kita oh sana belum pernah lalu kita antar ke sana, oh di sana baru satu kali, kita antar lagi begitu. Rata-rata dari dermawan itu 20 sampai 30 paket, lalu kita tambahi jadi 40 atau 60 paket, supaya bisa berbagi yang lain," ungkapnya.

Usaha pempek yang diberi nama Samsar ini mulai dirintis sejak 2011.

Ide awal membuka usaha makanan Pempek ini karena Yudha berasal dari Palembang.

Usaha pempek ini sebagai tambahan pendapatan untuk biaya kuliah anak-anak mereka.

"Saya berpikir kita harus mengerjakan apa yang kita suka, saya kan suka makan suka jajan, karena kita orang Palembang ya bikin pempek," bebernya.

Baca juga: Tanggapi Temuan KPK, PPNI Sesalkan Pemotongan Insentif bagi Tenaga Kesehatan

Awalnya usaha Pempek ini dengan membuka warung tenda di pinggir toko. Kemudian tahun 2014 pindah membuka usaha empek-empek di rumahnya.

"Dulu awal-awal anak-anak jualnya ke teman-teman kuliah. Dulu masih diemperan di pinggir ruko, jadi sebagian dibawa anak-anak kuliah, sebagian dibawa jualan di emperan toko itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com