KOMPAS.com - Sosok bayi perempuan ditemukan pengemudi ojek online, Yunus Yahya di Jalan Gunung Lawu, Denpasar, Bali, Sabtu (20/2/2021).
Tak berapa lama, polisi berhasil menemukan sang ibu berinisial OMS yang tinggal di Kuta Selatan, badung Bali.
Kepada polisi, OMS mengaku depresi ditinggal suami.
Ia kemudian meninggalkan anaknya di Jalan Gunung Lawu dengan harapan anaknya akan dipungut dan diasuh oleh yayasan sosial yang ada di jalan tersebut.
Baca juga: Ibu dari Bayi Perempuan yang Ditemukan Pengemudi Ojol Terungkap, Depresi Ditinggal Suami
"Sementara alasan dia stres supaya anaknya berkelangsungan hidup dia rencana menitipkannya di yayasan sosial," kata Kepala Polresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan saat dihubungi, Rabu (24/2/2021).
Bayi tersebut kemudian ditemukan Yahya setelah ia mengantar pesanan makanan di Jalan Krakatau, Denpasar.
Saat pulang, ia melihat kardus di tepi yang mengeluarkan suara tangisan.
Baca juga: Pengemudi Ojol Temukan Bayi Perempuan, Berawal dari Dengar Tangisan di Kardus
Yahya lalu memamggil warga untuk membuka kardus tersebut. Bayi tersebut kemudian dibawa ke teras rumah warga lalu dievakusia ke RS Prima Medika.
Bayi perempuan tersebut diperkirakan baru berusia empat hari dengn berat sekitar 3,4 kilogram.
Baca juga: Kisah Bayi Nur, Dibuang, Tak Diinginkan Ayah dan Ibu, Kini Diperebutkan 14 Orangtua untuk Diadopsi
Pertimbangannya yakni bayi yang berusia tiga hari itu masih membutuhkan asupan air susu ibu (ASI).
"Pertimbangan kita anak itu butuh perhatian orangtuanya. Kemudian, yang menelantarkan ini masih tinggal dengan orangtuanya," kata dia.
Baca juga: Pulang Beli Rokok, Buruh Bangunan Temukan Bayi Laki-laki Dibuang di Pinggir Tempat Sampah
Meski demikian, polisi masih melakukan pendalaman terkait pidana menelantarkan anak dengan sengaja yang dilakukan OMS.
Saat ini, OMS masih berstatus terlapor. Polisi masih memeriksa psikologis dari OMS.
"Unsur pidananya dengan sengaja menelantarkan anak, apa pun alasannya kan. Namun, masih kami dalami, apakah niatnya emosi sesaat akan kami lihat. Ini harus diperiksa psikologisnya," kata dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin | Editor : Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.