Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Radio Kambing" dan Kisah Perjuangan Pers Melawan Militer Belanda

Kompas.com - 14/02/2021, 08:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

Dipanggul ke kaki gunung, disembunyikan di kandang kambing

Dari Solo menuju Karanganyar, para pejuang membawa pemancar radio Solosche Radio Vereeniging (SRV) menggunakan mobil.

Pasukan Belanda yang menjaga batas-batas wilayah sempat memergoki pergerakan mereka.

Tak habis akal, lagi-lagi rakyat dan pejuang bergerak cepat dengan memanggul seluruh peralatan radio menuju tempat aman.

Padahal berat peralatan radio tersebut mencapai puluhan bahkan ratusan kilogram.

"Tentu saja dengan tantangan pertaruhan nyawa, karena Belanda saat itu juga telah masuk ke Karanganyar, sampai akhirnya mereka harus menggotong peralatan itu dan meletakkannya di kandang kambing agar tak diketahui," tutur Heri.

Baca juga: 20 Menit Tarik-Menarik antara Warga dan Buaya, Selamatkan Suniah yang Diterkam dan Diseret ke Sungai

Radio kambing

Ilustrasi kambingHamsterhead Ilustrasi kambing
Asal muasal sebutan radio kambing diambil dari lokasi kandang kambing di wilayah Desa Balong, Karanganyar yang menjadi tempat disembunyikannya radio.

Para angkasawan pun berhasil kembali melakukan siaran dan selalu menutup perlengkapan radio dengan terpal dan dedaunan setelah usai bertugas.

Tak jarang, suara kambing terdengar mengembik di tengah-tengah siaran yang berlangsung.

Meski demikian, di tempat itu, Belanda tak mencium keberadaan mereka.

Siaran mengudara melalui kandang kambing sampai sekitar tahun 1950.

Hingga Belanda menarik diri dari Indonesia, pemancar tersebut tak pernah jatuh ke tangan mereka.

Baca juga: Agar Semburan Gas Seperti di Pesantren Tak Terjadi Lagi, Ahli Minta Pemerintah Lakukan Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com