Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terkunci di Keputren, Dua Kerabat Keraton Solo Akhirnya Keluar

Kompas.com - 13/02/2021, 23:28 WIB
Labib Zamani,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Gusti Moeng menceritakan kondisi dirinya bersama Gusti Timoer selama berada di Keputren.

"Dengan sangat trenyuh melihat Keputren tempat tinggal kita lahir sampai saya umur 34 saya menikah harus meninggalkan Keputren. Banyak sekali ruangan-ruangan tempat tinggal kita hancur atapnya," kata dia.

Gusti Moeng menceritakan dirinya yang baru saja pulang makan siang bersama suaminya, Kanjeng Eddy melihat mobil RI 10 terparkir di Kori Kamandungan Keraton.

Kemudian dirinya secara spontan mengikuti tamu dari BPK itu masuk Kori Kamandungan karena setingkat Menteri.

"Saya mau mengikuti karena saya lagi bersurat dengan BPK Semarang perihal tagihan LPJ tahun 2018 yang sampai 2020 belum ada. Saya terima laporan itu Maret 2020," terang dia.

"Melihat yang lain kok bawa kekancingan ini berarti BPK akan dikasih kekancingan. Saya hanya mengingatkan sebetulnya itu tidak boleh dan kalaupun iya harus izin Presiden. Apapun keraton ini masih dianggap ada konflik," sambung dia.

Gusti Moeng mengatakan akses masuk Keputren ditutup semua. Dirinya berjalan masuk ke Kantonan Dalem PB XII dan pintunya tidak ditutup. Di dalam Keputren Gusti Moeng bertemu dengan kerabat keraton lainnya

"Saya telepon Kanjeng Wira (Eddy Wirabhumi) tidak bisa keluar. Jadi jangan ngomong kita menguring diri. Kita benar-benar dikunci. Gusti Sekara, Kanjeng Wira dan Mas Bobby itu di sini untuk membuka akses mau keluar butuh tiga jam. Apalagi yang di Keputren," ungkapnya.

Gusti Timoer menambahkan, dirinya tidak sengaja masuk bersama Gusti Moeng ke dalam Keputren karena masih memiliki tempat tinggal di sana.

Dirinya mengaku ingin melihat kondisi di dalam Keputren karena sudah hampir lima tahun dia tinggalkan.

"Dan sangat memprihatinkan. Saya keluar dari keraton tidak membawa apa-apa. Hanya baju satu koper dengan anak saya. Semua saya tinggalkan. Saya mau ambil tidak boleh," ungkap dia.

Dia menegaskan kalau dirinya dan Gusti Moeng tidak mengurung diri di dalam Keputren. Tapi sebaliknya dikunci dari luar sehingga tidak bisa keluar Keputren.

"Intinya tidak ada yang bilang kita mengurung diri. Kita benar-benar dikurung," ungkap dia.

Dia mengatakan tidak tahu siapa yang mengunci di dalam Keputren. Termasuk siapa yang membukakan pintu Keputren saat dirinya keluar.

"Saya tidak tahu itu (yang buka). Saya juga tidak ngerti yang mengunci. Tadi yang bukain pintu orang-orang pakai baju batik. Setelah pintu dibuka terus keluar," terang dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com