Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Belerang Tiba-tiba Muncul dari Telaga, Puluhan Ton Ikan Nila Mati Keracunan

Kompas.com - 10/02/2021, 16:35 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kelompok petani ikan nila di Telaga Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, merugi hingga puluhan juta Rupiah karena ikan nila yang mereka budidayakan mati tiba-tiba.

Padahal, ikan-ikan itu akan dipanen.

Peristiwa matinya puluhan ton ikan nila itu terjadi sejak Senin (8/2/2021).

Warga menduga ikan-ikan itu mati keracunan disebabkan oleh gas belerang yang keluar dari dasar Telaga Ngebel sejak Minggu (7/2/2021).

Baca juga: Fenomena Gas Belerang di Telaga Ngebel Ponorogo, Puluhan Ton Ikan Nila Mati Mendadak

Menurut Ketua Kelompok Budidaya Ikan Giling Yoso Ngebel Pujo Widodo, keluarnya gas belerang dari dasar telaga sebenarnya merupakan fenomena tahunan.

Namun, gas belerang biasanya tidak muncul saat musim hujan.

“Sebelum gas belerang keluar, biasanya para petani sudah mengosongkan kerambanya,” ujar Pujo kepada Kompas.com, Selasa (9/2/2021).

Ternyata, prediksi masyarakat keliru.

Pujo menduga gas belerang yang muncul tidak biasanya itu ada kaitannya dengan aktivitas gunung berapi di Pulau Jawa.

Baca juga: Tanah Bergerak di Sukabumi Bikin Resah Warga, Ini Penjelasan Awal Ahli

Pasalnya, ketika ada gunung berapi yang erupsi, kerap diikuti keluarnya gas belerang di Telaga Ngebel.

Hal tersebut diketahui Pujo karena sering mendampingi sejumlah peneliti, seperti dari Insitut Teknologi Bandung beberapa waktu lalu.

Pujo menuturkan kerugian dari peristiwa ini tergantung dari jumlah keramba yang dimiliki masing-masing kelompok petani.

Baca juga: Kaitan Aktivitas Gunung Raung dan Dentuman di Malang Masih Misteri

Sebagian besar ikan yang mati dijadikan makanan lele, sedangkan ikan yang masih bisa diselamatkan dijual murah.

Warga setempat sebenarnya tak hanya membudidayakan ikan nila. Mereka juga beternak ikan gurame dan ikan lele di Telaga Ngebel.

Dua komoditas ikan itu mampu bertahan meski semburan gas belerang keluar dari dasar telaga.

Namun, warga setempat lebih memilih budidaya ikan nila karena banyak permintaan dan harga jualnya tinggi.

Baca juga: Fenomena Dentuman Kerap Terjadi, Ini Penjelasan Ahli

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com