Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Dentuman Kerap Terjadi, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 06/02/2021, 11:30 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir ini, sejumlah warga di beberapa wilayah Indonesia mendengar fenomena dentuman.

Yang terbaru adalah dentuman di Malang, Jawa Timur.

Kejadian itu berlangsung pada Selasa (2/2/2021) malam hingga Rabu (3/2/2021) dini hari.

Menyoal tentang dentuman yang kerap terjadi, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan dari manakah sumber dentuman berasal.

Baca juga: Soal Dentuman di Malang, Penyebabnya Bukan Empat Hal Ini

Menurutnya, dentuman bisa terjadi karena adanya shockwave meteorit, shockwave gunung api, shockwave pesawat supersonik, bahan peledak, longsoran tanah dalam skala luas, aktivitas gempa sangat dangkal, dan aktivitas thunderstorm atau petir.

Berikut rangkumannya.

Aktivitas petir

Daryono menyebut peristiwa dentuman di Malang disebabkan oleh petir.

“BMKG sudah melacak data monitoring petir. Di beberapa daerah di Jatim sejak jam 00.00 WIB dini hari (Rabu) sudah terjadi hujan dan petir. Dentuman tersebut merupakan fenomena alam yang bisa dijelaskan," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

Ketika dentuman di Malang terjadi, banyak aktivitas petir yang terpantau di langit Malang dan sekitarnya.

“Sekitar menjelang jam 12 malam atau 00.00 WIB dini hari (Rabu) itu terpantau banyak aktivitas petir di Malang dan sekitarnya. Selanjutnya juga ada petir di Bangil (Kabupaten Pasuruan) dan Mojokerto. Di Lawang sebelah utara (Kabupaten Malang) ada data petir sebelum pukul 02.00 WIB. Setelah itu di Kota Malang juga tercacat ada petir pukul 03.00 WIB," jelasnya.

Baca juga: Akhirnya Terungkap, Suara Dentuman Misterius di Malang Berasal dari Petir

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com