Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pernyataan Bupati Intan Jaya tentang KKB, Tembaki Pesawat hingga Ancam Minta Dana Desa

Kompas.com - 10/02/2021, 14:54 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aksi kelompok kriminial bersenjata (KKB) d Intan Jaya, Papua semakin memberingas. Beberapa warga sipil dilaporkan terluka.

Kondisi tersebut membuat warga takut untuk aktivitas di luar rumah. Tak hanya itu. Roda pemerintahan di Intan Jaya juga lumpuh sejak awal tahun 2021.

Bupati Intan Jaya dan para pejabatnya memilih untuk meninggalkan kantornya karena faktor keamanan.

Baca juga: Takut Jadi Sasaran KKB, 400 Warga Kampung di Intan Jaya Mengungsi

Menurut Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara yang bertahan saat ini hanya polisi dan TNI.

"Yang bisa bertahan memang cuma kita saja, polisi dengan TNI, karena faktor keamanan Pemdanya tidak ada," kata dia.

Namun pihaknya mengaku memahami alasan bupati dan para jajarannya enggan berada di Distrik Sugapa, Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya.

Baca juga: Listrik Belum Mengalir di Intan Jaya Papua, Masyarakat Siapkan Genset secara Swadaya

Terkait hal tersebut, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni angkat suara. Ia mengatakan dirinya dan jajaran ada di Nabire untuk mempersiapkan APBD 2021.

Selain itu dia mengaku jika para ASN kerap didatangi anggota KKB utntuk meminta bantuan uang dan makanan. Jika tidak diberi, maka anggota KKB akan mencam mereka.

Dan berikut 5 pernyataan Bupati Intan Jaya terkait teror KKB di daerahnya:

1. Mengaku di Nabire untuk susun APBD 2021

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan ia dan jajarannya berada di Nabire untuk menyusun APBD 2021.

Penyusunan APBD tidak bisa dilakukan di Sugapa karena tidak ada fasilitas jaringan telekomunikasi.

"Kita sedang susun APBD di Nabire karena di atas (Sugapa) tidak ada internet. Sekarang sudah pakai sistem yang langsung sambung ke Kementerian Dalam Negeri jadi tidak manual lagi," kata Natalis saat dihubungi, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Tak Ada Listrik dari PLN di Intan Jaya, Sinyal Telepon Hanya Bertahan Beberapa Jam

2. Terpapar Covid-19 dan harus karantina

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan saat perayaan Natal, ia berada di Sugapa. Namun ia terpapar Covid-19 dan harus menjalankan karantina saat tidak berada di Sugapa.

Akhirnya dia harus menjalani karantina dan tidak bergerak kemana-kemana sehingga belum ke Sugapa.

"Saat Natal kan saya di atas juga, kemudian saya juga sempat (terpapar) Covid-19, saya positif. Memang saya banyak tidak bergerak ke mana-mana, ini sejumlah kendala yang akhirnya kita belum ada di atas (Sugapa)," ujarnya.

Baca juga: KKB Minta Dana Desa ke Kades, Bupati Intan Jaya: Terpaksa Memberikan daripada Ditembak

3. Pesawat yang dinaiki Wakapolda ditembaki oleh KKB

Ketua TGPF Intan Jaya, Benny J. Mamoto (kanan) mengatakan, tim investigasi terus bekerja.Kemenkopolhukam Ketua TGPF Intan Jaya, Benny J. Mamoto (kanan) mengatakan, tim investigasi terus bekerja.
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan alasan utama ia tak berada di Sugapa adalah karena faktor keamanan.

Ia mengaku tak nyaman saat berada di Sugapa karena pernag ditembaki oleh KKB.

"Saya sempat juga bersama TGPF ditembaki KKB, tapi memang kalau malam (di Sugapa) saya tidak nyaman juga," kata dia.

Bukan hanya dirinya dan TGPF. Tabuni mengatakan jika pesawat yang ditumpangi oleh Wakapolda juga ditembaki oleh KKB.

"Jadi itu keadaan real yang terjadi, kami dengan TGPF saja ditembaki. Wakapolda naik pesawat saja ditembaki, itu di kota loh," sambung Natalis.

Baca juga: Bupati Intan Jaya: Malam-malam Hujan, KKB Bisa Datangi Rumah dengan Bersenjata Lengkap

4. Para PNS di Sugapa diancam oleh KKB

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan ketidaknyamanan juga dirasakan oleh seluruh ASN di daerah tersebut khususnya di Sugapa.

Mereka kerap didatangi anggota KKB yang meminta bantuan uang ataupun makanan.

Jika tidak diberi maka pada ASN akan diancam oleh KKB. Tak jarang mereka masuk ke rumah dengan senjata lengkap dan melakukan kekerasan jika permintaannya tak dituruti.

Baca juga: Bupati Intan Jaya: Saya dan Seluruh PNS Diancam KKB, Minta Uang, Dieksekusi jika Tak Diberi

"Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman. (KKB) minta bantuan uang atau makanan, kalau tidak dikasih (KKB) malam-malam walau dingin dan hujan mereka bisa menuju ke rumah dengan senjata lengkap," papar Natalis.

"Kalau tidak dikasih mereka eksekusi. Buktinya ada dua warga ditembak karena dianggap dekat dengan aparat."

"Jadi kalau tidak kasih karena kebetulan tidak ada, lalu dibilang kamu merah putih, jadi kita juga disiksa," kata dia.

Baca juga: Bupati Intan Jaya: Saya dan TGPF Ditembaki, Wakapolda Naik Pesawat Ditembaki, Itu di Kota Loh...

5. KKB minta dana desa

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni mengatakan KKB kerap mengintimidasi kepala desa atau kampung dan meminta dana desa,

Para kepala desa pun terpaksa memberikan dana desa itu.

"Ada beberapa kepala desa mengakui kalau mereka diminta memberikan dana desa dan terpaksa memberikan daripada mereka ditembak," kata Natalis saat dihubungi, Senin (8/2/2021).

Natalis mengatakan, para KKB itu menggunakan senjata api saat mengintimidasi masyarakat dan kepala desa.

"Mereka itu merasa kuat karena memiliki senjata, lalu mereka dapat senjata dari mana," kata Natalis.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com