Karena potensi itu, warga pun tidak diperkenankan mendekati lokasi semburan.
Kini kepolisian dan BPBD telah memasang garis pengaman sejauh 150 meter dari pusat lokasi semburan.
"Kita sudah tarik ke depan lagi garis batas aman. Karena kondisi saat ini sangat berbahaya dan berpotensi meledak. Ledakan bisa saja dipicu oleh sinyal handphone dan sumber api lainnya. Makanya, sekarang tidak boleh mendekat ke lokasi," kata Darwin.
Bahkan ukuran diameternya semakin membesar.
Diameter yang mulanya sebesar 4 meter kini bertambah menjadi enam meter.
Namun, ketinggian semburan relatif berkurang.
"Diameter lubang memang bertambah besar menjadi 6 meter. Karena tekstur tanah yang di atas itu ketika ada gas dan air yang bergejolak otomatis akan berpengaruh. Cuma, dari tinggi semburan gas sudah turun drastis," kata Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman.
Selain itu, lanjut dia, kondisi semburan gas saat ini tidak lagi berpotensi meledak karena Lower Explosive Limit (LEL) sudah nol.
Begitu juga dengan H2S atau kandungan racun pada gas yang diklaim sudah tidak ada.
Namun, Indra mengimbau warga tetap waspada.
"Kita tetap harus waspada. Pengukuran kita tadi siang nol. Tapi kadang ada, yang berarti masih ada pergerakan di bawah," kata Indra.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Dony Aprian, Aprilia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.