Ponten dibangun pada tahun 1936. Bangunan berumur 84 tahun itu kini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Nama ponten yang kini populer di kalangan masyarakat Solo mulanya diambil dari Bahasa Belanda, fontein yang berarti air mancur.
Namun Heri menyebut, dalam sebuah arsip di Pura Mangkunegaran, bangunan itu disebut sebagai baalpat.
"Dalam sebuah arsip yang di Mangkunegaran, sebutan saat itu bukan ponten tapi baalpat intinya seperti monumen kamar mandi bukan monumen mati tapi itu dipakai," ujar dia.
Baca juga: Lagu Terpesona yang Jadi Yel TNI-Polri Ternyata Diciptakan 25 Tahun yang Lalu, Ini Ceritanya
Mereka yang mulanya mandi hingga buang air di sungai, beralih menggunakan ponten.
Tak hanya itu, masyarakat juga mulai mengenal ruang privasi dengan dibangunnya bangunan bersekat-sekat untuk mandi, cuci dan kakus.
"Poin menarik, masyarakat yang mulanya gebyar-gebyur tak ada kerahasiaan saat ponten muncul mulai mengenal rasa malu. Privasinya terjaga," tutur dia.
"Ponten ini merupakan terobosan Mangkunegara VII mengenai masalah kebersihan dan kesehatan," tutup Heri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.