Tak cuma itu. Ia terpaksa melupakan hari-hari indah di sekolah layaknya pelajar kebanyakan.
“Saya sering tidak masuk sekolah. Maka, saya bekerja, ikat besi bangunan rumah, dan lain sebagainya. Terpenting uang harian saya bisa bantu orangtua, sebagian buat sekolah saya dan dua adik. Abang saya sudah tamat SMA satu orang,” tuturnya.
Baca juga: Seorang Balita di Pengungsian Mamuju Meninggal, Kondisi Sempat Membaik, tapi Kemudian Drop
Kisah Zahra dan keluarganya ini menjadi viral di media sosial. Banyak orang tersentuh untuk meringankan beban mereka.
Pihak sekolah membantu rehab rumah Zahra dengan biaya seadanya.
“Rumah yang dibangun dewan gurunya Zahra itu adalah tanah desa. Saya tak punya tanah sama sekali,” katanya.
Baca juga: Terdampak Pandemi, Bule Asal Belanda Buka Warung Mi Ayam Telolet
“Sampai sekarang kami belum terima bantuan pemerintah,” imbuh dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi | Editor: Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.