Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan 100 Tahun Dam Kawah Gunung Ijen Melalui Kartu Pos

Kompas.com - 06/02/2021, 07:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso memiliki pesona keindahan yang tersohor.

Selain memiliki kawah asam dengan warna yang mempesona, Gunung Ijen juga di kenal dengan fenomena eternal blue fire atau api biru.

Namun tidak banyak yang tahu jika di Gunung Ijen terdapat sebuah bendungan raksasa yang dikenal dengan nama Dam Kawah Ijen.

Tempatnya tersembunyi dan jauh dari keriuhan spot utama, puncak Gunung Ijen.

Dam Gunung Ijen ini diperkirakan dibangun pada tahun 1900-an. Hal tersebut terbukti dari sebuah kartu pos bergambarkan pembangunan Bendungan Kawah Ijen.

Baca juga: Longsor Tutup Jalur Bondowoso Menuju Kawah Ijen

Kartu pos tersebut diterbitkan oleh F H Gruyters yang dikirim dari Surabaya ke Haarlemmeemeer, Belanda tepatnya pada 20 Desember 1917.

Hal tersebut dijelaskan kolektor kartu pos, Lukman Hakim (44) saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/2/2021).

"Dari situs KITLV saya pernah melihat sejumlah foto Banyuwangi tempo dulu. Di situs tersebut foto Bendungan Ijen di kategorikan dari masa 1920-an. Jadi usianya sudah satu abad"

"Namun dari penggunaan kartu pos tahuun 1917, maka saya asumsikan foto itu dibuat sebelum tahun itu. Bisa jadi antara tahun 1910 hingga 1915," kata Lukman saat dihubungi via telepon.

Baca juga: Cerita Penambang Belerang Kawah Ijen Beralih Jadi Ojek Troli Wisatawan

Pondok Irigasi Kawah Idjen (Kartupos diterbitkan oleh F.H. Gruyther, 1910an) Sumber : KILTV Pondok Irigasi Kawah Idjen (Kartupos diterbitkan oleh F.H. Gruyther, 1910an)
Ia menjelaskan kartu pos tersebut dibuat oleh FH Gruyther dengan kode 11 31583 yang artinya foto itu produksi pada tahun 1911.

Lukman kemudian membandingkan foto Bendungan Kawah Ijen dengan fofo lainnya yakni Pondok Kawah Ijen.

Di foto Pondok Ijen yang pertama diambil oleh fotografer yang sama dengan foto Bendungan Kawah Ijen.

Sedangkan foto Pondok Ijen yang kedua terlihat lebih rapi dan sudah dipergunakan oleh orang-orang Eropa untuk berpose.

"Baca juga: Liburan ke Kawah Ijen Naik Bus DAMRI dari Jember, Tak Perlu Rapid Test

"Agar lebih spesifik, biasanya saya akan melihat catatan kapan fotografer itu datang ke Banyuwani karena pada masa itu banyak yang menjadi fotografer.

"Sehingga jika ada seorang fotografer yang sedang melakukan tour atau dinas, maka pemerintah Hindia Belanda akan mengumumkannya dan mencatatnya dalam sebuah arsip. Karena biasanya saat datang mereka akan melakukan serangkaian pemotretan," jelas pria yang berprofesi sebagai pengamat modal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com