Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tolong yang Pingsan, 4 Warga Ini Tewas Dalam Bak Penampung Air

Kompas.com - 04/02/2021, 20:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Semri sempat mencari Marthen, tapi tidak ditemukan sehingga dia pun naik ke atas bak penampungan air.

Ia melihat ke dalam bak penampungan, ternyata Marthen sudah dalam keadaan tidur di dalam bak dan tidak bergerak lagi.

Semri berteriak minta tolong. Selang beberapa saat datang Braben Tkikhau datang langsung masuk ke dalam bak penampungan untuk menolong Marthen.

Di dalam bak, Braben sempat memeluk tubuh Marthen dan hendak mengevakuasi ke atas bak.

Namun, tiba-tiba Braben pingsan dalam bak penampungan air.

"Saya sempat mencegah dan melarang agar jangan ada orang lagi yang masuk ke dalam bak," ujar dia.

Selang beberapa saat kemudian, datanglah Yakoria Tkikhau dan melihat ke dalam bak penampungan tersebut.

Baca juga: Tanggul 2 Sungai Jebol, Sejumlah Desa di Jombang Dilanda Banjir

Semri masih melarang Yakoria, tetapi Yakoria malah nekat masuk dalam bak.

Saat ada dalam bak tersebut, Yakoria sempat memegang salah satu kaki Marthen, dan Yakoria langsung pingsan dan jatuh dalam bak.

Di lokasi tersebut sudah ada Gidion Finit dan berusaha untuk masuk ke dalam bak penampungan untuk menyelamatkan ketiga orang tersebut.

Lagi-lagi, Semri menegur dan melarang namun Gidion tetap berusaha untuk masuk ke dalam bak tersebut.

Karena panik, Semri sempat mengikuti korban Gidion untuk masuk dalam bak air.

Namun, saat Semri hendak masuk, ia nyaris pingsan dan ia ditarik Ridwan Leo sehingga tidak jadi masuk.

Semri sempat pingsan beberapa saat. Warga masyarakat sudah mulai berdatangan hendak memberikan bantuan.

Usai siuman, Semri melihat ke dalam bak dan ternyata keempat orang tersebut tertidur dalam bak dan tidak bergerak lagi.

Ridwan Leo (18) saat itu mengaku kalau ia diajak ayahnya Semri Leo dan korban Marthen melanjutkan pekerjaan memperbaiki bak penampungan air.

Karena ditugasi untuk mencampur semen dan pasir, maka Ridwan pun ke samping gereja mengambil semen serta pasir.

Ia mengaku, kalau Gidion Finit sempat membantu Ridwan mencampur semen dan pasir.

Ketika mendengar teriakan minta tolong dari Semri, Ridwan dan Gidion sempat datang dan ikut naik ke atas bak.

Ridwan mengakui, kalau ia sempat mencium bau semen yang sangat menyengat dan menyesakkan dada.

Tanpa disadari, Gidion turun hendak menolong tiga lainnya padahal sudah dilarang. Gidion pun mengalami nasib yang sama.

Ridwan sempat menyelamatkan ayahnya Semri yang nyaris ikut masuk dalam bak air.

Pasca empat orang warga tewas dalam satu bak, tidak ada lagi warga yang berani masuk karena bau semen dari dalam bak tersebut sangat menyengat.

Bahkan, warga yang duduk di bibir bak juga nyaris pingsan mencium bau dari dalam bak berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter serta tinggi 2 meter ini.

Diketahui, kalau bak dibuat dari semen dan pada bagian atas terdapat lubang dengan ukuran 70x70 sentimeter.

Warga harus membobol bak guna mengevakuasi tubuh empat orang itu.

Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, mengamankan barang bukti serta menginterogasi para saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com