Meski ada pembatasan mobilitas masyarakat, sektor pelayanan umum seperti kesehatan dan transportasi publik tetap beraktivitas, tetapi dengan pengetatan.
“Sehingga ada beberapa yang masih kita perkenankan untuk bisa mereka berseliweran dengan ketentuan yang ketat. Tapi sisi lain kita minta partisipasi dan dukungan dari masyarakat untuk dua hari saja,” tegasnya.
Baca juga: Usulkan Jateng di Rumah Saja, Ganjar: Saya Ingin Melihat Jawa Tengah Sepi
Agar gerakan ini bisa berjalan sesuai tujuan, Ganjar meminta partisispasi dari masyarakat.
“Sehingga kita harapkan masyarakat dua hari tidak tumpah ruah di jalan, semua ada di rumah dan kita minta partisipasi ini dilaksanakan oleh seluruh masyarakat. Ini sudah disiapkan surat edarannya nantinya agar per hari ini nanti bisa berjalan dengan baik,” tandasnya.
Ganjar menyebut “Jateng di Rumah Saja” merupakan respon dari daerah atas pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang disebut gagal oleh Presiden Joko Widodo.
“Dan cara itulah yang kira-kira menurut saya penting untuk menterjemahkan apa yang diinginkan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Baca juga: Walkot Solo Akhirnya Setujui Gerakan Jateng di Rumah Saja
Ganjar menilai, saat Presiden mengatakan PPKM gagal, artinya semua pihak di daerah harus mencari cara-cara ekstra untuk menekan pertumbuhan kasus Covid-19.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.