Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragis, 2 Warga Tewas dan 3 Luka Parah Terkena Sabetan Celurit, Ini Pemicunya

Kompas.com - 30/01/2021, 17:17 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Perkelahian antar warga di Dusun Sumber Gentong, Desa Klepu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menelan korban jiwa, Jumat (29/1/2021).

Menurut Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, kedua korban tewas adalah Mujiono dan Irwan yang merupaka ayah dan anak.

Keduanya terlibat perkelahian dengan Kepala Dusun bernama Toyib bersama dua kerabatnya, Samsul dan Sukirman.

Baca juga: Diduga Tertular dari Suami, 89 Ibu Hamil Positif Covid-19, Kok Bisa? Ini Faktanya

Perkelahian tersebut, menurut Hendri, diduga dipicu masalah tanah kas desa seluas setengah hektare yang menjadi kebun tebu.

Tewas terkena sabetan celurit

Akibat perkelahian itu, Toyib mengalami luka di bagian urat nadi tangannya dan dirawat di rumah sakit di Turen, Kabupaten Malang.

Sementara Samsul terpaksa dirawat di RSUD Kanjuruhan dan belum sadarkan diri. Sedangkan Sukirman dirawat di Puskesmas Sumbermanjing Wetan.

"Jadi, kebetulan saya baru saja kembali dari TKP. Jadi, ada lima orang, dua orang dinyatakan meninggal dunia. Yang satu meninggal dunia di tempat atas nama Irwan, yang satu lagi yang meninggal dunia dalam perjalanan saat dibawa ke rumah sakit, itu adalah saudara Mujiono," kata Hendri.

Baca juga: Tawarkan Jalur Tikus Lolos dari Pos Covid-19, Enam Pemuda Diamankan, Begini Modusnya

 

Soal tanah kas desa

Dari penjelasan Hendri, saat masih menjabat sebagai kepala dusun, Mujiono menggarap tanah kas desa.

Lalu, di masa jabatannya, Mujiono terjerat masalah pemerasan di Gondanglegi dan terpaksa menjalani proses hukum.

Sesuai dengan aturan, kepala desa setempat mengadakan pemilihan kepala dusun yang baru dan Toyib yang terpilih.

Baca juga: Berebut Tanah Kas Desa, Kubu Kasun dan Mantan Kasun Berkelahi, 2 Orang Tewas

Setelah masa pidana selesai, Mujiono dan keluarga ingin mendapat hasil dari tanah kas desa tersebut.

"Jadi, itu ada tanah bengkok, ada kas desa berupa setengah hektare lahan kebun tebu yang ada di Desa Klepu itu seharus dirawat oleh kepala dusun yang menjabat. Ternyata, itu menjadi permasalahan karena lima tahun awal itu sudah sempat digarap oleh saudara Mujiono," kata dia.

"Kemudian, muncul permasalahan ketika tahun ketiga ini, saudara Mujiono dan anaknya masih tidak terima dan masih berharap mendapatkan hasil dari tanah bengkok ini," tambah Hendri.

Pasca-perkelahian, sejumlah personel polisi dikerahkan untuk mengantisipasi bentrok susulan.

(Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com