Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bukan Negara Tujuan, Ratusan Pengungsi Rohingya "Kabur" dari Aceh

Kompas.com - 26/01/2021, 11:11 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Berulangnya kedatangan ratusan pengungsi di Aceh, ditampung, kemudian kabur menunjukkan bahwa Indonesia merupakan titik lemah dalam rute perjalanan para pengungsi menuju tujuan akhir, kata seorang pengamat menanggapi laporan ratusan warga Rohingya yang melarikan diri dari kamp di Lhokseumawe.

Setelah hampir 400 warga Rohingya tiba di Indonesia dalam dua gelombang tahun lalu, UNHCR selaku badan PBB yang menangani pengungsi, melaporkan jumlah mereka saat ini hanya 112 orang.

Pejabat setempat mengatakan para pengungsi melarikan diri tanpa sepengetahuan penjaga.

Baca juga: Ratusan Warga Rohingya Kabur dari Aceh untuk Bisa ke Malaysia

'Indonesia bukanlah negara tujuan'

Para pengungsi Rohingya kabur dari kamp di Aceh disebabkan oleh keinginan mereka yang tidak ingin menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan akhir.

Menurut Chris Lewa, direktur organisasi non-pemerintah Arakan Project, para pengungsi Rohingya ini ingin ke Malaysia.

Hal ini ia sampaikan, setelah ratusan pengungsi Rohingya diketahui telah meninggalkan kamp mereka di Lhokseumawe, Aceh.

Baca juga: Ratusan Warga Rohingya Kabur dari Aceh, Tersisa 112 Orang

"Indonesia bukanlah negara tujuan. Namun Indonesia menjadi tempat transit karena tidak bisa mendarat di Malaysia atau tidak bisa sampai ke Malaysia," kata Lewa melalui sambungan telepon, Senin (25/1/2021).

"Dan kali ini terlihat pola-pola yang persis sama, meski sedikit berbeda, karena sekarang para penyelundup, atau orang-orang yang terlibat dalam memfasilitasi ini, tahu bahwa mereka sekarang tidak akan masuk ke Thailand karena sudah ada beberapa kapal kecil yang masuk ke Thailand dalam beberapa tahun terakhir. Tapi biasanya semua orang pasti ditahan di sana," tambahnya.

Lewa menengarai peranan jaringan penyelundup untuk membawa para pengungsi Rohingya ke Malaysia.

Baca juga: TNI Kembali Gagalkan Penyelundupan 20 Warga Rohingya

Sejumlah imigran etnis Rohingya asal Myanmar tiba di Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.AFP/RAHMAT MIRZA Sejumlah imigran etnis Rohingya asal Myanmar tiba di Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/9/2020). Sebanyak 297 imigran etnis Rohingya, dengan rincian 181 perempuan, 102 orang laki-laki, dan 14 orang anak-anak, terdampar ke perairan Aceh sekita pukul 00.30 WIB pada Senin dini hari.
Ada lebih banyak perempuan di dalam rombongan pengungsi yang tiba di Aceh tahun lalu, tambah Lewa, dibandingkan kasus-kasus sebelumnya.

Sehingga, menurutnya, banyak di antara pengungsi itu sudah dijodohkan untuk menikah dengan warga Rohingya di Malaysia.

"Jelas sekali tujuan mereka adalah Malaysia. Biasanya uang untuk seluruh perjalanan dibayar oleh kerabat di Malaysia, atau suami atau tunangan, atau apa pun yang telah diatur."

"Jadi ya, mereka mencoba memindahkannya perlahan melalui penyelundup dari Aceh, mungkin melalui Medan, ke Malaysia," jelas Lewa.

Baca juga: TNI Kembali Gagalkan Penyelundupan 20 Warga Rohingya

Kapal-kapal yang membawa pengungsi Rohingya sering kali ditolak di negara-negara lain, menurutnya.

"Pushbacks (penolakan) kapal yang mengalami kesulitan di laut serta penolakan penurunan dari kapal adalah ilegal, termasuk menurut Hukum Laut Internasional. Sebagai aktivis hak asasi manusia dan hak pengungsi, kami menyerukan kepada negara-negara di kawasan untuk terlibat dalam pencarian dan penyelamatan, dan mengizinkan pendaratan," kata Lewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com