Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Penasaran, Pesan Apa yang Ingin Disampaikan Sebelum Anak Saya Meninggal"

Kompas.com - 25/01/2021, 06:20 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Linangan air mata sang ibu, Sarmiati mengiringi pemakaman Pratu Dedi Hamdani di Lombok Tengah, Minggu (24/1/2021).

Putra yang dicintainya itu gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua pada Jumat (22/1/2021).

Air mata kembali mengalir ketika Sarmiati teringat tak sempat mengangkat telepon dari anaknya sebelum menerima kabar duka itu.

Baca juga: Tertembak di Dada Kanan dan Diserang KKB dari Ketinggian, Pratu Roy dan Pratu Dedi Gugur dalam Kontak Senjata

Telepon tiga kali

Ilustrasi handphone.Shanghaiist Ilustrasi handphone.
Sarmiati menuturkan, sebelum putranya dikabarkan gugur, Dedi meneleponnya sebanyak tiga kali.

Namun, dirinya tidak sempat mengangkat telepon lantaran tengah menjalankan ibadah.

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia telepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushala," kata dia pilu.

Samiati merasa menyesal hingga dihantui rasa penasaran terkait apa yang ingin disampaikan putranya.

"Saya coba telepon balik tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," tutur dia.

Baca juga: Ibunda Menangis dan Pingsan di Pemakaman Pratu Dedi Hamdani: Jangan Halangi, Saya Ingin Melihat Dia

 

suasana rumah duka almarhum Pratu HamdaniKOMPAS.COM/IDHAM KHALID suasana rumah duka almarhum Pratu Hamdani
Anak yang berbakti

Bakti Pratu Dedi kepada orangtua pun selalu dikenang oleh sang ibunda.

Sarmiati menuturkan, selama di rumah, Pratu Dedi selalu membantu pekerjaan ayah dan ibunya.

Bahkan, ia kerap mencucikan baju sang ibu.

"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh. Kan tidak banyak anak remaja yang mau cuci baju ibunya, malahan anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kata Sarmiati.

Baca juga: Warga Sempat Dengar Teriakan Ya Allah Sebelum Tarmin Tewas Diserang Kawanan Tawon

Pingsan beberapa kali

suasana pemakaman Pratu Dedi HamdaniKOMPAS.COM/IDHAM KHALID suasana pemakaman Pratu Dedi Hamdani
Diketahui pula, Pratu Dedi akan pulang ke kampung halaman mereka di Lombok Tengah untuk cuti menikah dua bulan lagi.

Namun, belum sempat perjumpaan dengan orangtua dan gadis pujannya terjadi, Pratu Dedi justru gugur dalam kontak senjata.

Pemakaman Pratu Dedi di Lombok diwarnai tangis keluarga.

Sang ibu yang beberapa kali jatuh pingsan bersikeras mendekati peti jenazah putranya.

"Jangan halangi saya, saya mau lihat dia dikubur," kata Sarmiati.

Baca juga: Pratu Dedi Hamdani Gugur di Papua, Ayah: Sedih Sekali...

Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.Dokumentasi TNI Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Dua prajurit gugur

Diberitakan sebelumnya, KKB menyerang Pos Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

Dua prajurit gugur dalam penyerangan di Pos Titigi tersebut, yakni Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.

Pratu Roy tertembak di dada kanan.

Sedangkan Pratu Dedi sempat mengejar KKB yang berada di hutan tetapi ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor : Dheri Agriesta, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com