Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesedihan Ibunda Tak Sempat Jawab Telepon Pratu Dedi Hamdani Sebelum Gugur di Papua

Kompas.com - 23/01/2021, 17:25 WIB
Idham Khalid,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Sarmiati (50), ibu kandung almarhum Pratu Dedi Hamdani, mengaku sedih karena tak sempat menjawab telepon anaknya pada Kamis (21/1/2021) malam.

Pada malam itu, Pratu Dedi meneleponnya sebanyak tiga kali.

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia telepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushala," kata Sarmiati di kediamannya, Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu.

Saat tiba di rumah, Sarmiati mencoba menghubungi putranya tersebut, tetapi ponsel Pratu Dedi Hamdani tak aktif.

"Saya coba telepon balik, tapi tidak aktif ponselnya, itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan sebelum meninggal itu," kata Sarmiati.

Pada Jumat (22/1/2021), Sarmiati mendapat kabar bahwa Pratu Dedi gugur saat bertugas.

Baca juga: Niatnya Keras Menjadi TNI, Itu Cita-citanya sejak Kecil, Dia Selalu Gigih Latihan

Pratu Dedi merupakan salah satu korban dalam serangan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua.

Sarmiati tak kuasa membendung tangis saat mendengar kabar tersebut. Baginya, Pratu Dedi merupakan anak yang baik.

"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh," kata dia.

Menurut dia, tak banyak remaja yang mau mencuci pakaian ibunya. Bahkan, sebagian besar remaja masih enggan mencuci pakaian sendiri.

"Malah anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kata Sarmiati.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com