Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Menangis dan Pingsan di Pemakaman Pratu Dedi Hamdani: Jangan Halangi, Saya Ingin Melihat Dia

Kompas.com - 24/01/2021, 18:19 WIB
Idham Khalid,
Khairina

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com- Tangis pecah keluarga mengiringi pemakaman Pratu Dedi Hamdani, prajurit TNI Angkatan Darat yang tewas akibat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata, di Intan Jaya, Papua.

Sang ibu, Sarmiati tak kuasa menahan tangis hingga pingsan saat  mengantar anaknya ke tempat peristirahatan terakhir.

Dari pantauan Kompas.com, sang ibu beberapa kali jatuh pingsan saat berjalan menuju tempat peristirahatan.

Baca juga: Tertembak di Dada Kanan dan Diserang KKB dari Ketinggian, Pratu Roy dan Pratu Dedi Gugur dalam Kontak Senjata

Tak hanya itu, saat Sarmiati tersadar dari pingsannya, Sarmiati kemudian meronta-ronta, ingin mendekati peti jenazah alamarhum anakannya.

"Jangan halangi saya, saya mau melihat dia dikubur," ucap Sarmiati saat mencoba menembus barisan TNI saat upacara pemakaman militer berlangsung.

Sebelumnya, Sarmiati menuturkan, ia bersedih lantaran tidak sempat mengangkat telpon anaknya yang terakhir kali.

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia nelepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushalla," kata Sarmiati.

Baca juga: Kesedihan Ibunda Tak Sempat Jawab Telepon Pratu Dedi Hamdani Sebelum Gugur di Papua

Dalam diri Sarmiati, penasaran pesan apa yang akan disampaikan anaknya itu.

"Saya coba telpon balik, tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," kata Sarmiati.

Sarmiati yang tak tahan membendung linangan air mata itu, tak kuasa mengingat kenangan bersama anaknya itu. Salah satu kenangan yang dia ingat saat alamarhum Hamdani mencuci bajunya.

"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh. Kan tidak banyak anak remaja yang mau cuci baju ibunya, malahan anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kata Sarmiati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com