LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Sarmiati (50), ibu kandung almarhum Pratu Dedi Hamdani, mengaku sedih karena tak sempat menjawab telepon anaknya pada Kamis (21/1/2021) malam.
Pada malam itu, Pratu Dedi meneleponnya sebanyak tiga kali.
"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia telepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushala," kata Sarmiati di kediamannya, Desa Plambek, Lombok Tengah, Sabtu.
Saat tiba di rumah, Sarmiati mencoba menghubungi putranya tersebut, tetapi ponsel Pratu Dedi Hamdani tak aktif.
"Saya coba telepon balik, tapi tidak aktif ponselnya, itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan sebelum meninggal itu," kata Sarmiati.
Pada Jumat (22/1/2021), Sarmiati mendapat kabar bahwa Pratu Dedi gugur saat bertugas.
Baca juga: Niatnya Keras Menjadi TNI, Itu Cita-citanya sejak Kecil, Dia Selalu Gigih Latihan
Pratu Dedi merupakan salah satu korban dalam serangan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua.
Sarmiati tak kuasa membendung tangis saat mendengar kabar tersebut. Baginya, Pratu Dedi merupakan anak yang baik.
"Anaknya baik sekali, dia sering cuci baju saya, padahal saya tidak pernah suruh," kata dia.
Menurut dia, tak banyak remaja yang mau mencuci pakaian ibunya. Bahkan, sebagian besar remaja masih enggan mencuci pakaian sendiri.
"Malah anak muda sekarang banyak pakaiannya yang masih dicuci orangtuanya," kata Sarmiati.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.