Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Pengantin Baru yang Jadi Korban Longsor Malang, Menikah Sebulan Lalu, Tewas dan Ditemukan Pemulung

Kompas.com - 21/01/2021, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Hujan lebat di Kota Malang yang menyebabkan longsor pada Senin (18/1/2021) menewaskan seorang pria bernama Roland Sumarna (40).

Yunica, istri korban, menangis dan berdoa agar pria yang baru saja menikahinya itu ditemukan selamat.

Namun kenyataan berkata lain, jasad Roland ditemukan dua hari kemudian oleh seorang pemulung pada Rabu (20/1/2021).

Baca juga: Roland Sumarna, Korban Longsor di Kota Malang Ditemukan Tewas 30 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Baru sebulan menikah

Ilustrasi menikah.SHUTTERSTOCK Ilustrasi menikah.
Kesedihan Yunica bukan tanpa alasan, sebab mereka baru menggelar resepsi pada Desember 2020.

Pasangan yang baru sebulan menikah tersebut tinggal di Perumahaan Griya Sulfat Inside Kavling No 10.

"Korban baru menikah 12 Desember 2020. Sehingga usia pernikahannya baru satu bulan lebih," ujar Abdul Karim selaku Ketua RT 9 RW 18, Kelurahan Bunulrejo, seperti dikutip dari Surya.co.id.

Mengetahui sang suami hilang terbawa longsor, Yunica menangis di hadapan Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau lokasi pengungsian.

"Suami saya, Pak, suami saya," kata istri Roland sembari terisak, Selasa (20/1/2021).

Baca juga: Sederet Fakta Bocornya Puluhan Ribu Data Mahasiswa Undip, Diunggah Mahasiswa Teknik, Investigasi Libatkan UGM dan UI

Bermula pindahkan sepeda motor

Abdul Karim mengatakan hujan saat itu memang turun dengan deras ketika peristiwa longsor terjadi.

Saat kejadian, ada beberapa orang tamu yang sedang berkunjung di rumah Roland.

Roland kemudian hendak memindahkan sepeda motor yang terparkir di depan rumahnya.

Jalan depan rumah yang merupakan bibir sungai itu tiba-tiba ambrol hingga tubuh Roland tergulung oleh longsoran tebing setinggi 15 meter.

"Korban posisinya sedang ada tamu. Korban memakai jas hujan, mau mengamankan sepedanya di depan rumahnya. Ada dua sepeda, Lexi dan Vario, tidak sampai memindahkan sepedanya ada longsoran," kata Abdul, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Derita Kakek Koswara Digugat Rp 3 Miliar oleh Anak Kandung: Dia Pelototi Saya Seperti Bukan Orangtuanya

Yunica berteriak histeris dan hendak menggapai suaminya

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Tetangga korban yang berjarak 25 meter dari rumah Roland, Indra mengatakan, Roland sempat membersihkan sumbatan selokan dan hendak memindahkan motor.

Istri Roland yang mengetahui kondisi suaminya pun berteriak histeris.

Sang istri hendak melompat dan menggapai suaminya.

"Menurut temannya, Roland pada saat itu sempat melambaikan tangan. Tapi tidak bisa menolong karena kondisinya seperti itu. Dan istri korban yang mau menolong langsung ditarik teman korban agar tidak ikut terbawa arus," ucap dia, melansir Surya.co.id.

Istri dan beberapa tamu yang terjebak di rumah Roland akhirnya menjebol jendela rumah.

"Jendela di belakang rumah Roland sampai dijebol untuk evakuasi. Mereka akhirnya keluar dari rumah dan berhasil menyelamatkan diri," kata Indra.

Baca juga: Kebingungan Kakek Koswara Digugat Anak Kandung Rp 3 Miliar: Uang dari Mana?

 

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
Jenazah ditemukan pemulung

Namun kabar duka datang kepada Yunica. Suaminya ditemukan tewas oleh seorang pemulung di Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang, 30 meter dari lokasi kejadian, Rabu (20/1/2021).

Keluarga kemudian datang mengikuti identifikasi di RSSA Kota Malang.

"Inggih, kami keluarga memastikan bahwa jenazah yang ditemukan di Sengguruh ini adalah adik kami saudara Roland Sumarna," kata Ahmad Hariono, kakak sepupu korban di Kamar Mayat Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Keluarga mengenali jenazah Roland dari ciri fisik berupa tahi lalat.

"Ada ciri-ciri fisik yang kami sangat kenal. Salah satunya yaitu ada tahi lalat, yang berada di bawah telinga sebelah kiri," kata dia.

Jasad Roland kemudian dishalatkan dan dimakamkan di Kecamatan Sukun, Malang.

Baca juga: Fakta Wajah Pasangan Kekasih Disiram Air Keras, Tak Terima Diviralkan dan Membuntuti Korban

Pemerintah cek izin perumahan

Ilustrasi rumah.Dok. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ilustrasi rumah.
Pasca-longsor, Wali Kota Malang Sutiaji akan memeriksa dokumen perizinan perumahan tempat terjadinya longsor.

Sebab, melihat letak bangunan, pengembang perumahan diduga melanggar ketentuan. Perumahan tersebut dibangun hingga di bibir sungai.

"Kalau kita lihat gambar di site plan kami, dan posisi (perumahan) sampai saat ini, semestinya dia tidak bersertifikat. Nanti akan kami cek lebih detail," kata dia.

Sutiaji menegaskan agar pihak pengembang tidak asal membangun perumahan.

"Jadi mohon sekali lagi para pengembang, semua pengembang tolong sekali lagi memperhatikan keselamatan masyarakat, keselamatan bagi yang menghuni. Jangan asal bangun terus melanggar," jelas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus), Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com