Bahkan, OL mengatakan, sejumlah rekannya juga tak bersedia menerima vaksin tersebut.
OL beralasan, belum mengetahui hasil dari pengujian vaksin Covid-19 itu.
"Takutnya jangan sampai cacat atau kenapa-kenapa begitu, teman-teman saya juga berpikiran sama karena vaksin ini kan baru belum diuji coba," katanya.
Di antara keraguan dan penolakan itu, masih ada tenaga medis yang bersedia menerima vaksin Covid-19 itu.
Seperti Fuadlan Wael, seorang tenaga medis yang bertugas di Kabupaten Buru Selatan. Ia mengaku siap disuntik vaksin.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Masih Ada Tenaga Medis yang Ragu dan Takut Divaksin...
"Kalau sudah ada arahan pasti saya ikut divaksin, saya tetap bersedia," ujarnya saat dihubungi Kompas.com lewat ponsel.
Menanggapi keraguan para tenaga medis itu, juru bicara Vaksinasi Covid-19 Provinsi Maluku Doni Rerung mengaku belum mendengar keberatan atau penolakan dari tenaga medis.
Setidaknya, seluruh tenaga medis yang terdata menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama belum menyampaikan keberatannya.
"Sampai saat ini dari semua tenaga medis yang terdata belum ada yang menyampaikan penolakan, " ujarnya.
Pemerintah Provinsi Maluku memulai vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada 15 Januari 2021. Pada tahap pertama, vaksinasi diprioritaskan untuk tenaga medis.