KOMPAS.com - Empat tahun terakhir tercatat ada empat kali peristiwa serangan buaya muara terhadap manusia di kota Palu, Sulawesi Tengah.
Penyerangan tersebut diduga kuat sebagai dampak semakin menyusutnya habitat reptil besar itu untuk bersarang dan mencari makan.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah mengimbau masyarakat di kota Palu untuk mengurangi aktivitas berenang di sekitar Teluk Palu untuk mengurangi risiko serangan buaya muara.
Baca juga: Cerita Warga Tangkap Buaya 3 Meter yang Diduga Terseret Banjir di Riau
Terakhir, seekor buaya muara menggigit lengan seorang warga kota Palu yang sedang berenang di Pantai Talise pada Minggu (13/12/2020).
Warga itu selamat namun harus menjalani perawatan karena luka gigitan yang serius.
Dilansir dari VOA Indonesia, Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar mengatakan pihaknya juga telah melakukan pemasangan papan peringatan bahaya buaya tersebut.
“Imbauan untuk pengurangan aktivitas terhadap masyarakat pada tempat atau habitat-habitat yang sering munculnya satwa buaya, khususnya di Palu,” kata Hasmuni Hasmar dalam diskusi virtual Libu Ntodea yang digelar oleh Bappeda Kota Palu, Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Bikin Warga Resah, Seekor Buaya Sinyulong Dievakuasi BBKSDA Riau
Diskusi itu bertema “Perlunya Managemen Mitigiasi Konflik Buaya-Manusia."
Dia mengakui BKSDA Sulteng juga telah mengeluarkan izin penangkaran buaya dan dalam dua bulan terakhir, ada empat ekor buaya yang ditangkap diletakkan di lokasi tersebut.
Termasuk seekor buaya betina pada 27 November 2020 yang ditangkap saat terjebak di parkiran sebuah pusat perbelanjaan di Kota Palu. Buaya sepanjang 2,9 meter itu diduga hendak mencari tempat bertelur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.