Ketika hendak mengantarkan barang milik perusahaan, ia mengalami kecelakaan yang serius.
“Kaki saya bengkak hingga membusuk dan mengeluarkan bau,” tutur dia.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk menyebuhkan kakinya. Namun, satu-satunya jalan harus diamputasi. Saat itulah, ayah dua anak itu tidak memiliki kaki.
Beruntung, perusahaan memintanya kembali bekerja di bagian administrasi. Namun, harus menguasai Microsoft Office.
“Cukup satu setengah bulan, saya sudah bisa mengusai,” ujar dia.
Saat itu, dia tidak menggunakan kaki palsu ketika pergi ke kantor, namun menggunakan tongkat pembantu.
“Selama lima tahun saya di sana, akhirnya pulang kampung ke Jember,” kata dia.
Baca juga: Setelah 110 Hari Isolasi, Pasien Positif Covid-19 Ini Dinyatakan Sembuh
Saat kembali tanah kelahiran pada awal 2016, Ferry tidak memiliki pekerjaan. Di tengah kebingungan itu, seorang tetangganya menyarankan agar belajar membuat kerajinan kaki palsu.
“Di Jember ini tidak ada kerajinan kaki palsu, coba kamu buat,” tutur Ferry menirukan saran tetangganya.
Ferry tak bisa tidur memikirkan ide tersebut. Ia pun berangkat ke tempat pembuatan kaki palsu di Kabupaten Mojokerto. Tujuannya untuk belajar.
“Namun tidak boleh sama manajemen, hanya disuruh lihat saja,” kata dia.
Alasannya, pihak manajemen pernah kecewa karena karyanya dijiplak orang lain. Akhirnya, Ferry hanya boleh melihat saja.