Sebuah kendala saat penanganan korban keracunan massal di dua wilayah tersebut sama yakni selalu kekurangan junlah tenaga medis yang dibandingkan saat penanganan dengan jumlah korban.
Di wilayah Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, sempat para tenaga medis kewalahan karena jumlah korban terus berdatangan dan membludak.
Sementara, saat proses penanganan belum ada bantuan tenaga medis sampai akhirnya muncul bantuan dari Puskesmas lainnya.
Sementara, di wilayah Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, bantuan tenaga medis tak kunjung datang dan hanya mengandalkan 1 orang dokter puskesmas dibantu 4 orang perawatnya.
Meski demikian, berkat profesionalisme para tenaga medis, para korban bisa tertolong dan tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Warga Tasikmalaya yang Keracunan Massal Dirawat di Madrasah dan RS
Ada yang menarik perhatian masyarakat dari dua kejadian besar keracunan massal di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya tersebut, yakni hasil penyelidikan kasus ini tak diketahui ujungnya.
Baik penyelidikan di Kota ataupun Kabupaten Tasikmalaya, sampai sekarang tak diketahui bagaimana proses selanjutnya supaya kejadian serupa tak terulang lagi.
Para aparat penegak hukum memilih tak mempublikasi karena alasan kasian terhadap penyelanggara pesta ulang tahun yang berniat awalnya membagi-bagikan makanan di momen bahagia anak-anaknya.
Ada pun beberapa alasan lainnya dikarenakan lamanya hasil sampel yang dibawa ke Laboratorium di Bandung, kerap menjadi alasan yang terlontar saat proses penyelidikan tersebut.
Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya menyelidiki penyebab kasus keracunan massal yang sempat menimpa 74 orang seusai menyantap hidangan pesta ulang tahun.
Petugas mengambil sampel sisa makanan untuk diperiksa dan memastikan penyebab keracunan massal tersebut.
"Kita masih menyelidiki melalui Satreskrim, dan telah mengambil sisa-sisa makanan untuk diperiksa di Laboratorium," jelas Kepala Polres Tasikmalaya, AKBP Hendria Lesmana, saat dikonfirmasi via telepon, Kamis (19/11/2020).