Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19 di Tegal Terkendala Alat yang Mahal

Kompas.com - 18/12/2020, 11:57 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Mahalnya harga alat untuk penyediaan plasma konvalesen menjadi kendala untuk mengembangkan plasma yang disebut untuk terapi pemulihan pasien Covid-19.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tegal dr. Agus Dwi S mengatakan, di Jawa Tengah baru ada beberapa unit transfusi darah (UTD) yang memiliki alat yang disebut apheresis untuk memisahkan antara darah dengan sel plasmanya.

"Ada banyak keluarga pasien yang datang mencari plasma konvalesen. Namun di kami belum bisa. Kita arahkan ke yang terdekat ke Banyumas. Selain Semarang dan Solo," kata Agus, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Sembuh Lawan Covid-19, Dokter Sriyanto Berharap Terapi Plasma Konvalesen Digencarkan (3)

Agus mengatakan, belakangan memang cukup banyak keluarga pasien Covid-19 yang datang untuk mencari informasi tentang ketersediaan plasma konvalesen.

"Plasma konvalesen secara teori menjadi cara meningkatkan antibodi penderita Covid-19. Meskipun saat ini masih uji tahap tiga, namun banyak testimoni yang menyatakan berhasil," ujar Agus.

Agus menjelaskan, pendonor plasma konvalesen adalah penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dengan hasil uji swab negatif.

Saat ini pihaknya tengah mengajukan bantuan pengadaan alat tersebut ke Pemerintah Kota Tegal. Alat tersebut, disampaikannya cukup mahal mencapai miliaran rupiah.

"Kita sedang mengusulkan ke Pemkot untuk alatnya. Harganya kurang lebih sekitar Rp 6,5 miliar, cukup mahal memang," kata Agus.

Baca juga: Terpapar Covid-19, Dokter Sahabat Ganjar Ini Kondisinya Membaik Selepas Terapi Plasma Konvalesen

Selain sedang mengupayakan alatnya, kata Agus, PMI juga sedang menghimpun data para penyintas Covid-19 yang telah sembuh beserta golongan darahnya.

"Kita sedang menghimpun data-datanya ke rumah sakit. Ketika dibutuhkan jika ada yang berkenan untuk mendonorkan plasmanya," pungkas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com