Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Bupati Belitung Timur Ini Mengaku Tak Bisa Tidur Nyenyak, Ini Alasannya

Kompas.com - 11/12/2020, 16:27 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BELITUNG TIMUR, KOMPAS.com - Wakil Bupati Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Burhanuddin mengaku tidak bisa tidur nyenyak setelah mendengar aturan tambang yang menjadi kewenangan pusat.

Penguasaan tambang oleh pemerintah pusat dinilai menyebabkan hasil tambang tak berkontribusi langsung terhadap pendapatan asli daerah.

"Kami dapat suratnya (MK), tambang masih kewenangan pusat. Padahal tambang diharapkan bisa untuk PAD," ujar Burhanuddin saat peresmian Kampoeng Reklamasi Selinsing PT Timah, Jumat (11/12/2020).

Burhanuddin yang saat ini menjadi calon bupati Belitung Timur menuturkan, harapan untuk mendapatkan bagi hasil tambang dalam bentuk PAD bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca juga: Hasil Real Count KPU Pilkada 7 Kabupaten di Sumsel, Petahana Tumbang di Musi Rawas

Saat ini, di Belitung Timur terdapat lebih dari 35.000 hektar kawasan tambang yang dikelola perusahaan pelat merah.

"Jika dulu masih pakai pelabuhan di Belitung Timur, sekarang tidak lagi karena rusak. Sehingga yang digunakan pelabuhan kabupaten sebelah. Artinya kami harus berpikir lagi cari PAD ini," kata Burhanuddin.

Burhan yang sementara unggul dalam Pilkada versi real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu mendorong perbaikan lahan pascatambang terus dilakukan.

"Sebagai calon terpilih yang kita tahu dari real count, dan apabila dilantik nanti, saya tetap perjuangkan ini untuk PAD," kata dia.

Baca juga: Rival Anak Yusril di Pilkada Belitung Timur Divonis Bebas, Gakkumdu Enggan Banding

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Ridwan Djamaludin mengatakan, kewenangan tambang mengacu aturan perundang-undangan.

Ia memastikan, timbal balik untuk daerah tetap ada, yang diserahkan pusat melalui pemerintah provinsi.

"Daerah dapat melalui provinsi karena aturannya seperti itu," ujar Ridwan di Kampoeng Reklamasi Selinsing.

Ridwan pun mengingatkan, kekayaan tambang harus dimanfaatkan menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com