Beruntung dua kantong plasma darah penyintas Covid-19 tiba dari Jakarta.
Dia juga meminta disuntik Tocilizumab oleh dokter.
"Jadi saya pas banget dapat obat. Saya tidak bisa membayangkan tidak mendapatkan Tocilizumab dan plasma dengan posisi dua hari tidak makan bisa makin memburuk. Sehari saja saya rasakan sangat tidak enak. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau hal itu terjadi hingga tiga hari,” kata Sriyanto.
Seperti mendapat mukjizat, kondisi tubuhnya mulai normal enam jam setelah mendapatkan donor plasma.
Saat mencoba makan pisang, dirinya bisa menelan tanpa hambatan.
Besoknya, dia kembali menerima plasma konvalesen dan tertidur sampai 12 jam.
“Saat diinjeksi yang kedua saya tertidur selama 12 jam. Seharian itu saya hanya tertidur. Begitu terbangun, badan terasa lebih ringan dan segar. Batuk juga sudah berkurang banyak dan demam perlahan menurun,” ungkap Sriyanto.
Baca juga: Baru Dua Bulan Merantau, Penjual Bakso Ditendang hingga Terpental gara-gara Salah Paham Harga
Namun saat itu dia mendapatkan kabar buruk bahwa ayah mertuanya meninggal dan dimakamkan dengan protokol Covid-19, Sabtu (21/11/2020).
Sedangkan kondisi anaknya selama perawatan hanya merasakan gejala ringan.
Sriyanto memang memiliki penyakit komorbid diabetes melitus sehingga dikhawatirkan menjadi pemicu sakit hingga berujung kehilangan nyawa.
Dia bersyukur, kini telah dinyatakan sembuh setelah mengalami cobaan bertubi-tubi tersebut.